Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Navigasi Lebih Tua dari Kompas Ditemukan

Kompas.com - 27/10/2017, 06:42 WIB
Rizky Chandra Septania

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com -Apa yang digunakan penjelajah zaman dahulu untuk menentukan arah saat berlayar? Apakah cukup hanya dengan peta dan arah bintang? Ternyata tidak.

Baru-baru ini, ditemukan sebuah artefak berupa alat navigasi sederhana. Alat ini ditemukan di sebuah bangkai kapal di dasar laut yang berada di kawasan lepas pantai Oman. Diperkirakan, kapal tersebut karam pada sekitar tahun 1503.

Para arkeolog mengatakan bahwa benda tersebut adalah sejenis astrolabe. Alat ini bisa dibilang lebih tua dibandingkan kompas. Saat itu, astrolabe digunakan para pelaut untuk mengukur ketinggian matahari, posisi bintang, dan menentukan waktu dalam pelayaran mereka di tengah laut.

Astrolabe sendiri menyerupai sebuah cakram berbahan dasar perunggu. Ukuran diameternya 17,5 cm dan memiliki ketebalan kurang dari 2 mm.

Baca juga: Apa Itu GPS dan Cara Kerjanya

Hal menarik lainnya dari astrolabe, lokasi penemuannya yang berada di tumpukan bangkai kapal Esmeralda di dasar laut. Kapal ini diketahui sebagai bagian dari armada yang dipimpin langsung oleh penjelajah Vasco da Gama saat melakukan ekspedisi ke India mencari rempah.

Selain itu, terdapat lambang kerajaan Portugis pada saat kepemimpinan Don Manuel I yang memerintah Portugis pada 1495. Para arkeolog juga memprediksi bahwa Raja Manuel berada di kapal saat karam.

"Astrolabe mungkin sudah dibuat sebelum 1502. Kapal mulai meninggalkan Lisbon, dan Don Manuel belum menjadi raja hingga tahun 1945, artefak dengan lambang pribadi Raja Manuel tidak akan dibawa orang lain kecuali dia adalah orang yang bersangkutan," ujar David Means yang merupakan pemimpin penggalian.

Artefak tersebut disinyalir merupakan salah satu dari 108 astrolabe langka yang pernah ditemukan. Dilansir KompasTekno dari BBC, Jumat (27/10/2017), artefak ini sangat jarang digunakan untuk kepentingan berlayar.

"Penemuan ini merupakan suatu kehormatan besar untuk menemukan sesuatu yang sangat langka, sesuatu yang sangat penting secara historis, sesuatu yang akan dipelajari oleh komunitas arkeologi," ujar Mearns.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com