Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Blokir 2,2 Juta Aplikasi Berbahaya yang Ancam Pengguna Android

Kompas.com - 01/05/2024, 07:00 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jutaan aplikasi berbahaya rupanya masih mengancam pengguna perangkat berbasis sistem operasi Android. Namun, Google mencoba menghalaunya.

Tahun 2023, Google mengeklaim telah menangkal 2,28 juta aplikasi berbahaya masuk ke Play Store. Walhasil, jutaan aplikasi itu tak muncul di toko aplikasi tersebut, sehingga tidak diunduh pengguna.

Hal itu disampaikan Google lewat sebuah postingan blog di laman Google Security. Menurut Google, jutaan aplikasi itu melanggar kebijakan yang bisa mengancam keamanan pengguna.

"Pada tahun 2023, kami mencegah 2,28 juta aplikasi yang melanggar kebijakan untuk dipasarkan di Google Play," kata tim keamanan Android dan Google Play dalam postingan, dikutip KompasTekno dari laman blog Google Security, Rabu (1/5/2024).

Baca juga: Google Play Store Kini Bisa Dipakai Download 2 Aplikasi Bersamaan

Jumlah itu lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Sebab, pada tahun 2022, Google memblokir sekitar 1,5 juta aplikasi berbahaya.

Jutaan aplikasi berbahaya pada tahun 2023 itu ditangkal berkat fitur keamanan baru Google yang diklaim lebih baik.

Pembaruan kebijakan, machine learning tingkat lanjut serta proses peninjauan aplikasi oleh Google juga diklaim berkontribusi mencegah aplikasi berbahaya masuk ke Play Store pada tahun lalu.

Selain aplikasi, Google juga menindak tegas akun pengembang jahat karena melanggar kebijakan Play Store.

Laporan Google menunjukkan ada 333.000 akun pengembang yang dinilai berpotensi berbahaya karena mengunggah malware, aplikasi palsu atau berulang kali melanggar kebijakan toko aplikasi. Angka ini juga naik dari tahun 2022, di mana jumlahnya sebanyak 173.000 akun.

"Berkat investasi pada alat dan proses peninjauan, kami mengidentifikasi pelaku kejahatan dan jaringan penipuan dengan lebih efektif serta memblokir 333.000 akun jahat dari Play Store," ujar tim keamanan Google.

Tidak hanya itu, raksasa teknologi ini juga menolak nyaris 200.000 pengajuan aplikasi, guna memastikan penggunaan izin akses sensitif seperti lokasi atau SMS dipakai dengan tepat.

Baca juga: 5 Cara Cek Aplikasi Palsu atau Tidak di Google Play Store

Dalam posting yang sama, Google mengumumkan kemitraan baru dengan 31 penyedia software development kit (SDK), yaitu alat untuk membantu developer mengembangkan aplikasi.

Kemitraan ini dilakukan Google demi memastikan hanya ada sebagian kecil data sensitif yang dikumpulkan dan dibagikan dari perangkat.

Sejumlah upaya itu dilakukan Google untuk menegakkan prinsip yang disebut "SAFE" atau berarti "aman". Prinsip ini terdiri dari:

  • Safeguard Users (Melindungi pengguna)
  • Advocate for Developer Protection (mendukung perlindungan Pengembang)
  • Foster Responsible Innovation (mendorong inovasi yang bertanggung jawab)
  • Evolve Platform Defenses (mengembangkan pertahanan platform)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com