Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Ungkap Alasan Apple Bikin iPhone Kelir Emas

Kompas.com - 24/06/2015, 14:34 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber BGR

KOMPAS.com - Banyak pihak kaget ketika Apple pertama kali memberi isyarat akan menggodok iPhone berwarna emas. Selain karena harga yang diperkirakan bakal melambung tinggi, warna emas juga dinilai berlebihan untuk desain ponsel cerdas.

Tapi, terlepas dari kontroversi yang muncul, nyatanya Apple bersikukuh merealisasikan isyaratnya. Satu kata yang menjadi alasan utama, yakni Tiongkok.

Dilansir KompasTekno, Selasa (23/6/2015) dari BGR, CEO Apple Tim Cook mengungkap bahwa pasar Tiongkok memegang peran penting atas keputusan Apple menciptakan produk-produk berwarna emas.

Pasalnya, warna emas dipandang sebagai pembawa keberuntungan bagi masyarakat Tiongkok. Strategi Apple adalah menyelami kepercayaan tersebut untuk mempertahankan minat pasar.

Produk warna emas buatan Apple pertama kali hadir di iPhone 5S pada 2013. Menyusul duet iPhone 6 dan 6 Plus teranyar yang juga memiliki versi berwarna emas.

Bahkan, lini iPad dan MacBook juga sudah ada yang berlapis warna emas.Tak heran, posisi Apple saat ini terus menguat. Perusahaan berlogo apel tergigit ini berhasil menjadi vendor dengan pangsa pasar terbesar kedua di Tiongkok.

Belum jelas apakah ke depan Apple akan sekadar menelurkan produk berwarna emas atau berbalut emas asli. Pasalnya, arloji pintar Apple Watch sudah lebih dulu dibungkus dengan emas 18 karat.

Varian tersebut dihargai hingga Rp 130 juta. Jika iPhone yang dilapisi emas, tentu patokan harganya akan melebihi angka tersebut, bukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com