Sebut saja, Google. Perusahaan raksasa internet tersebut kini sudah menjual smartphone dan tablet Nexus.
Begitu juga dengan Huawei. Perusahaan yang dikenal dengan produk infrastruktur telekomunikasi-nya ini juga sudah mengembangkan dan memasarkan smartphone dan beberapa produk wearable.
Menanggapi tren tersebut, Baidu, mengaku tidak mau latah atau ikut-ikutan. Hingga saat ini, dengan kondisi negara China yang sangat mendukung, raksasa search engine tersebut masih enggan untuk membuat perangkat hardware sendiri.
"Strategi itu (tidak merilis hardware) tentunya tidak selamanya. Mungkin saja, ketika ada Presiden perusahaan baru, keputusan tersebut berubah," kata Zhang Ya-Qin, Presiden Baidu Inc., kepada KompasTekno dan beberapa rekan wartawan lain di Jakarta, Kamis (15/6/2015).
Apa alasannya? Menurut Zhang, meski memiliki karyawan riset dan pengembangan yang cukup padat, Baidu belum begitu ahli dalam bidang hardware.
Hal tersebut tentunya berbeda dari perusahaan-perusahaan teknologi asal China lain, seperti Huawei dan Lenovo. Dengan kemampuan hardware yang ada, perusahaan tersebut dikatakan lebih mudah untuk mengembangkan produk hardware baru.
Tim pengembangan Baidu, masih menurut Zhang, lebih banyak berperan untuk mengembangkan produk software berbasis internet. Baidu saat ini memiliki 20.000 karyawan riset dan telah menghasilkan produk-produk, seperti search engine, anti-virus, toko aplikasi, dan siaran online Clip On Yu.
Lebih lanjut, Zhang menjelaskan bahwa saat ini inti bisnis dari Baidu memang masih dari aplikasi berbasis internet. Mereka pun masih belum merasa perlu menambah bisnis baru, seperti hardware.
"Selama kami masih bisa mendapatkan pendapatan dari software, buat apa kami bikin hardware, bukan?" pungkas Zhang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.