Lebih lanjut, Google juga menanam modal ke sistem operasi "pesaing" Android Go, yaitu KaiOS senilai 22 juta dollar AS atau setara Rp 314 miliar.
Bedanya, jika Android Go ditujukan untuk smartphone, KaiOS sifatnya lebih untuk kategori “smart feature phone”.
Google hendak mempopulerkan Assistant, Maps, Search, dan YouTube ke KaiOS. Dengan begitu, aplikasi Google akan semakin membumi dan membantu banyak orang dalam kegiatan sehari-hari.
“Investasi seri A dari Google digunakan untuk pengembangan dan penyebaran ponsel KaiOS secara cepat dan global,” kata juru bicara Google, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (29/6/2018), dari TechCrunch.
Didirikan pada 2017, KaiOS saat ini terbenam pada 40 juta ponsel. HMD Global adalah salah satu pabrikan yang menggunakan sistem operasi itu, misalnya saja pada Nokia 8110 “banana phone”.
Sejumlah perangkat buatan TCL, Micromax, dan Alcatel juga mengandalkan KaiOS. Sistem operasi tersebut berbasis Linux dan mampu berjalan pada hardware sederhana.
Salah satu aspek keunggulannya adalah sebuah app store, di mana pengembang bisa membuat beragam aplikasi mulai dari news, shopping, hingga gaming. Aplikasi-aplikasi itu dibangun dengan HTML5, Javascript, dan CSS.
Sistem operasi ringan ini juga mendukung koneksi 4G LTE yang memungkinkan video-calling, dual-SIM, Wi-Fi, serta NFC.
https://tekno.kompas.com/read/2018/06/29/09060007/google-suntik-rp-314-miliar-untuk-kaios-pesaing-android-go