Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada Akun Palsu Bank Beredar di Twitter, Ini Ciri-cirinya

Menurut Ismail, akun penipu ini memiliki bot atau semacam program otomatis yang memonitor semua percakapan di Twitter. Bot tersebut memantau percakapan yang mengandung kata kunci terkait seperti "HaloBCA", "BNI", dan sebagainya.

Ketika nasabah salah satu bank mengadukan masalah atau komplain dengan cara me-mention akun layanan pelanggan bank tersebut di Twitter, maka akun-akun penipu ini akan ikut menanggapi twit komplain tersebut.

Tujuannya tak lain agar nasabah mengira bahwa akun yang digunakan penipu adalah asli. Para penipu ini kemudian akan mengarahkan ke komunikasi personal layaknya Customer Service, di sinilah nasabah yang lengah bisa terjebak.

Lantas bagaimana caranya membedakan akun asli milik perbankan dan akun penipu?

Ciri-ciri akun penipu

Ismail menjelaskan, kunci utama utama untuk membedakan akun bodong dengan resmi adalah dengan tanda centang biru yang ada di Twitter. Centang biru ini menandakan bahwa akun tersebut telah terverifikasi oleh Twitter.

"Ada centang biru, itu nomor satu. Itu kuncinya. Mau apapun tampaknya kalo nggak ada centang biru jangan percaya," lanjut Ismail saat dihubungi KompasTekno, Senin (15/3/2021).

Lalu, kata Ismail, cek apakah akun yang merespons keluhan atau masalah pengguna memiliki username dengan embel-embel deretan angka acak. Jika iya, pengguna perlu semakin waspada.

Pasalnya, menurut analisis Drone Emprit, akun penpu yang mengatasnamakan akun resmi seperti HaloBCA, kebanyakan menggunakan username dengan deretan angka acak, misalnya @HaloBCA45886745, @HaloBCA94345256, @qHal0BCA.

"Bot penipu yang mengaku Halo BCA memiliki logo sama dengan (akun) yang official, nama 'Halo BCA' (dengan berbagai variasi), dan akun yang mengandung angka," kata Ismail.

Modus lewat chat

Menurut Ismail, kata-kata yang paling sering digunakan oleh penipu ketika sedang melancarkan aksinya di antaranya adalah "lanjut" ke "DM" dan "WhatsApp".

"Kalau dialihkan untuk DM atau chat Whatsapp, sudah lupakan itu. Lebih baik langsung telepon customer service saja," lanjut Ismail.

Ismail juga mengatakan, pengguna bisa menyampaikan komplain atau masalahnya lewat media sosial, dengan catatan melalui fitur Direct Message(DM), bukan melalui twit kepada akun resmi layanan pelanggan dari instansi atau perusahaan yang dimaksud.

Fitur DM, menurut Ismail, menjadi tempat yang lebih aman untuk menyampaikan komplain dan tidak bisa dilihat oleh bot milik akun-akun penipu tersebut.

Ismail menegaskan, kunci utamanya adalah jangan sampai orang lain tahu masalah yang sedang dialami.

"Saran saya, jangan mengadu atau melaporkan punya masalah di media sosial apapun. Kenapa? itu akan langsung disamber sama penipu dan mereka akan sangat mudah dan gratis orang-orang yang punya masalah," ungkap Ismail.

Sejauh ini, Ismail melaporkan bahwa setidaknya ada 331 akun penipu yang berkedok sebagai layanan pelanggan Halo BCA di Twitter dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Lalu setidaknya ada pula 113 akun penipu mengatasnamakan layanan pelanggan BNI dalam satu minggu.

Akun penipu merespons lebih cepat

Menurut analisis Drone Emprit, setidaknya satu pengguna yang mengunggah twit komplain bisa diserbu oleh enam hingga delapan akun bodong.

Dalam kasus akun berkedok Halo BCA, Ismail mengungkapkan tak jarang akun bot ini justru hadir lebih cepat ketimbang akun resmi BCA untuk merespons masalah atau keluhan yang disampaikan nasabah via twitter.

Misalnya akun bodong dengan hadle @HaloBCA83532997 yang membalas twit komplain dengan kicauan berbunyi "Kami sarankan dpt menghubungi Halo BCA melalui via DM terlebih dahulu untuk pengecekan lebih lanjut di bantu via WA langsung 082183283096 Respon cepat ) Tks ^Zhila".

Maraknya akun-akun penipu ini tak ayal telah menelan beberapa korban. Melalui kicauan di Twitter, beberapa korban mengaku tertipu akun-akun bodong ini dengan jumlah yang beragam, mulai Rp 2 juta, Rp 4,5 juta, hingga Rp 16 juta.

Bot "satpam" untuk bank

Menurut Ismail, selain dari sisi nasabah, sebenarnya pihak bank dalam hal ini juga perlu mengambil tindakah lebih lanjut untuk menangani masalah ini.

"Selama ini aku perhatikan solusi dari bank hanya berupa warning. Misalnya memberi tahu nama-nama akun resmi mereka yang ada centangnya dan mengimbau untuk berhati-hati," kata Ismail.

Ia menilai langkah tersebut tidak cukup. Menurut Ismail. pihak bank harus memiliki "satpam" di dunia maya untuk mengusir akun-akun palsu yang mencoba menipu nasabah mereka di media sosial.

Salah satu yang paling mudah dilakukan ialah dengan membuat bot. 

"Tekniknya, ketika ada yang merespons twit nasabah untuk beralih ke chat dan itu bukan akun resmi, langsung bot milik bank membalas kicauan dari si penipu itu," kata Ismail.

Ia melanjutkan, penggunaan bot oleh pihak bank ini bisa dilakukan dalam hitungan detik. Dengan begitu, kata Ismail, nasabah juga akan tahu dalam hitungan detik pula bahwa akun yang meresponsnya ini adalah penipu. 

Menurut Ismail, ketika nasabah sedang dalam kondisi panik, peringatan-peringatan yang sudah dikeluarkan sebelumnya akan mudah dilupakan.

"Kuncinya itu di panik, siapapun bahkan orang educated sekalipun bisa hilang kendali kalau panik. Kurang teliti juga orang panik itu," kata Ismail.

https://tekno.kompas.com/read/2021/03/15/19210097/waspada-akun-palsu-bank-beredar-di-twitter-ini-ciri-cirinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke