Indonesia Kebagian Samsung Galaxy S22 Versi Snapdragon 8 Gen 1?

KOMPAS.com - Samsung tengah bersiap meluncurkan smartphone flagship terbarunya dari seri Galaxy S, yang kabarnya bakal mengusung nama Galaxy S22 Series, pada Februari 2022 mendatang.

Selama ini, Indonesia selalu kebagian jatah ponsel flagship Samsung itu, dengan chipset Exynos. Namun, kemungkinan hal ini akan berubah. Indonesia berpotensi mendapatkan jatah Galaxy S22 series dengan chip Snapdragon.

Sebab, seorang pembocor kenamaan di Twitter dengan handle @dohyun854 mengeklaim bahwa mayoritas kawasan yang menjadi pasar Samsung, termasuk Asia Tenggara, bakal dapat jatah Galaxy S22 dengan chipset Snapdragon, yakni Snapdragon 8 Gen 1.

Selain Asia Tenggara, wilayah lain yang kebagian jatah chip Snapdragon di antaranya Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia Timur, Oseania, Asia Barat, Timur Tengah, dan Afrika.

Sementara Galaxy S22 varian Exynos baka dipasarkan di Asia Barat, Timur Tengah, dan Afrika. Chip Exynos yang dipakai menurut bocoran adalah chipset terbaru Samsung yang diluncurkan pekan lalu, Exynos 2200.

Sementara itu untuk negara-negara di wilayah Eropa disinyalir hanya bakal mendapatkan Galaxy S22 varian Exynos, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebelumnya, pasar Indonesia sendiri selalu mendapatkan Galaxy S Series, seperti Galaxy S10, S20, S21, varian chipset Exynos.

Walhasil, tak sedikit pengguna di Tanah Air yang berharap bahwa ponsel flagship Samsung untuk awal tahun tersebut ditenagai dengan chipset Snapdragon.

Belum diketahui apakah Galaxy S22 versi Indonesia nanti bakal dibekali dengan chipset Snapdragon atau justru bakal tetap menggunakan chipset Exynos. Informasi ini sifatnya masih bocoran, dan Samsung belum memberikan kepastian.

KompasTekno sendiri sudah menghubungi pihak Samsung Indonesia terkait menyeruaknya rumor Galaxy S22 yang menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 1 tersebut, namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada informasi pasti.

Terlepas dari itu, langkah Samsung membekali Galaxy S22 Series di mayoritas pasar dengan chipset Snapdragon sendiri konon disebabkan oleh minimnya produksi chipset Exynos 2200, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari GSMArena, Senin (24/1/2022).

Hal tersebut, tampaknya terbilang wajar, lantaran hingga saat ini banyak perusahaan teknologi yang terdampak fenomena kelangkaan chip dan produk semikonduktor lainnya, sebagai efek domino dari pandemi Covid-19 yang belum mereda.