Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bakal Diintegrasikan ke Twitter Blue, TweetDeck Tidak Akan Gratis Lagi?

Twitter Blue sendiri merupakan layanan berbayar dari Twitter yang memiliki sejumlah fitur berbeda dari Twitter biasa.

Nah, kabar terbaru menyebut bahwa Twitter akan mengintegrasikan TweetDeck sebagai salah satu fitur di Twitter Blue. TweetDeck yangTweetDeck sendiri merupakan layanan gratis dari Twitter yang memungkinkan seseorang untuk mengelola beberapa akun Twitter secara bersamaan.

Rumor bahwa TweetDeck akan dilebur ke dalam Twitter Blue pertama diungkapkan oleh Jane Manchun Wong.

Security researcher atau peneliti keamanan siber yang kerap mengulas fitur terbaru media sosial sebelum rilis ke publik itu mengungkap bahwa ada potensi bahwa TweetDeck akan segera dimonetisasi melalui Twitter Blue.

Dalam unggahan Jane di Twitter, ada dua temuan yang mendukung argumentasi Jane. Pertama
adalah bocoran laman pendaftaran TweetDeck baru yang disebut Jane masih dalam proses
pengerjaan.

Gambar yang disebut Jane merupakan cikal bakal laman pendaftaran TweetDeck versi baru tersebut menyoroti sejumlah fitur unggulan dari TweetDeck anyar nantinya.

Dari gambar tersebut, ada beberapa bakal fitur yang dijanjikan TweetDeck versi baru. Fitur-fitur lawas tampaknya masih tetap ada, seperti tool yang menampilkan timeline secara real-time.

Namun, ada satu fitur baru yang kemungkinan akan jadi nilai jual TweetDeck melalui Twitter Blue, yakni fitur bebas iklan. Sejatinya, saat meluncurkan Twitter Blue sendiri Twitter memang sudah menjanjikan pengguna tidak akan disodori iklan sebagaimana versi biasa.

“TweetDeck yang baru kemungkinan besar akan jadi fitur berbayar yang hanya akan ada di dalam Twitter Blue menurut bahasa pemrograman yang saya temukan di dalam aplikasi,” ucap Jane dalam unggahannya di Twitter, Kamis (17/3/2022).

Mengenai temuan Jane itu, juru bicara Twitter yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa perusahaan tidak memiliki tanggapan terkait rumor yang beredar.

Melansir laporan TechCrunch, Kamis (24/3/2022), upaya melakukan monetisasi atau memperoleh keuntungan menggunakan layanan TweetDeck pernah terjadi di 2017.

Genap enam tahun lalu, Twitter pernah melakukan survei kepada pengguna untuk melihat minat pengguna kepada TweetDeck berbayar jika fitur didalamnya lebih mutakhir.

Menurut sejarahnya, TweetDeck mulanya adalah aplikasi independen buatan Iain Dodsworth yang dirilis tahun 2008. TweetDeck dibuat untuk mempermudah dalam pengelolaan banyak akun secara simultan dan lebih mudah.

TweetDeck kemudian dibeli oleh Twiter di tahun 2011 dengan nilai 40 juta USD, atau setara dengan Rp574 milyar bila dikonversikan dengan kurs terkini.

Twitter Blue

Seperti dijelaskan di awal, Twitter Blue merupakan layanan baru Twitter, di mana pengguna bisa berlangganan untuk menikmati beberapa fitur yang belum ada di versi reguler.

Twitter Blue dirilis sejak tahun 2021 di Australia. Kini, platform mikroblogging itu terus melakukan ekspansi untuk Twitter Blue. Namun layanan itu belum hadir di Indonesia saat ini.

Untuk tarifnya, biaya berlangganan Twitter Blue dipatok mulai 2,99 USD atau setara Rp 42.935. Harga tersebut mengacu pada harga berlangganan di Amerika Serikat.

Dirangkum KompasTekno dari CNET, beberapa fitur unggulan Twitter Blue yang absen di versi reguler misalnya, bebas iklan, undo tweet (membatalkan twit yang sudah diposting), folder bookmarks, dan sebagainya.

Menurut situs resminya, Twitter mengatakan masih akan mengembangkan fitur untuk Twitter Blue secara berkala, sehingga beberapa fitur mungkin belum tersedia di seluruh pengguna secara bersamaan. Fitur yang saat ini sudah tersedia bisa dicek di situs berikut.

https://tekno.kompas.com/read/2022/04/06/12310077/bakal-diintegrasikan-ke-twitter-blue-tweetdeck-tidak-akan-gratis-lagi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke