Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasar Ponsel Indonesia Lesu, Promo Lebaran dan Diskon Tak Cukup Merayu

KOMPAS.com - Perusahaan riset pasar Counterpoint Research (Counterpoint) merilis laporan terbarunya mengenai kondisi pasar smartphone Indonesia di kuartal II-2023 untuk periode April-Juni 2023. 

Dalam laporan ini, disebutkan bahwa pengiriman (shipment) ponsel di Indonesia turun 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Menurut Counterpoint, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah lesunya kegiatan belanja smartphone baru di momen Idul Fitri (Lebaran) 2023 pada April lalu. 

Biasanya, kegiatan belanja ponsel di momen Ramadhan hingga Idul Fitri meningkat dibanding hari biasanya. Namun, pada Lebaran 2023 ini, tampaknya tak semenggeliat tahun-tahun sebelumnya.

Counterpoint menyebut bahwa kegiatan belanja ponsel pada momen Lebaran 2023 lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Tidak disebutkan berapa angka penurunannya. 

Padahal, para vendor smartphone tetap menggelar beragam promo dan diskon untuk mendongkrak minat konsumen membeli HP baru. 

Meski demikian, Counterpoint menyebut strategi itu tampaknya kurang optimal merayu masyarakat untuk membeli ponsel anyar, sehingga pengiriman smartphone di Indonesia pada kuartal II-2023, turun 10 persen.

Berdasarkan laporan Counterpoint, penurunan pasar ponsel di kuartal II-2023 ini, yang didorong oleh lesunya minat belanja konsumen di momen Lebaran 2023 tadi, juga disebabkan oleh kebiasaan konsumen yang berubah. 

Dalam periode tersebut, konsumen Indonesia cenderung lebih mementingkan belanja barang-barang lain, salah satunya adalah barang komoditas atau kebutuhan sehari-hari, bahan bakar, makanan, dll, yang harganya sedang meningkat. 

Di samping itu, konsumen juga disebut lebih memprioritaskan dana mereka untuk liburan alias healing, termasuk mudik atau pulang ke kampung halamannya di Lebaran 2023, ketimbang membeli ponsel baru. 

Hal ini bisa dibilang cukup wajar. Sebab, Idul Fitri tahun ini menjadi momen Lebaran pertama setelah relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat Covid-19. 

Sedikit menilik ke belakang, tiga momen Lebaran sebelumnya, yakni tahun 2020-2022, masih diberlakukan pembatasan untuk membendung peredaran virus Covid-19. Adapun Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pencabutan PPKM pada akhir Desember 2022 lalu.

Dengan tak adanya PPKM, masyarakat bisa beraktivitas dengan normal untuk pertama kalinya tanpa adanya pembatasan dan larangan terkait Covid-19, seperti memakai masker, bepergian, komunikasi fisik, berjabat tangan, dan lain sebagainya.

Meskipun strategi tebar diskon dan promo pada momen Lebaran 2023 belum cukup optimal, namun strategi ini tetap diperlukan untuk meningkatkan pangsa pasar masing-masing vendor.

Senior Analyst Counterpoint, Febriman Abdillah mengatakan, strategi promo akan tetap menarik dan menjadi pertimbangan calon pembeli, terlebih di tengah situasi makro ekonomi global yang tak pasti.

"Memberikan beragam benefit kepada konsumen seperti doskon, penawaran paket (bundling), tukar tambah, dan lain sebagainya bisa menjadi opsi untuk membuat bisnis ponsel suatu vendor tetap sehat," ujar Febriman, dikutip KompasTekno dari Counterpoint, Jumat (25/8/2023).

"Insentif-insentif seperti ini bisa dilakukan tidak hanya di ponsel segmen entry-level, melainkan juga bisa diterapkan di segmen mid-range dan premium atau flagship," imbuh Febriman.

Mengacu pada laporan Counterpoint terkait pasar ponsel di kuartal II-2023, lima merek ponsel teratas di Indonesia di periode tersebut, yaitu Oppo, Samsung, Vivo, Xiaomi, dan Realme, terpantau kompak mengalami penurunan. 

Oppo meraup pangsa pasar tertinggi, yakni 21 persen. Diikuti Samsung di posisi kedua dengan pangsa pasar 19 persen, Vivo 17 persen, dan Xiaomi 15 persen. Kemudian, di urutan kelima, ada Reame dengan pangsa pasar 11 persen, dan Infinix 10 persen.

Sebagian besar vendor ponsel mendapat rapor merah karena mengalami penurunan pengiriman secara year over year (YoY). Adapun lima besar vendor smartphone teratas di Indonesia selengkapnya, bisa disimak di artikel berikut.

Dalam penelitiannya, Counterpoint Research menghimpun data berdasarkan sell-in, atau penjualan barang dari produsen ke distributor. Adapun untuk sell-in, Counterpoint menggunakan beragam sumber, seperti data global, laporan dari OEM (produsen peralatan asli), retail, dan sebagainya.

https://tekno.kompas.com/read/2023/08/25/10000037/pasar-ponsel-indonesia-lesu-promo-lebaran-dan-diskon-tak-cukup-merayu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke