Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Google, Samsung Juga Desak Apple Tinggalkan SMS di iPhone

Video itu diunggah di YouTube dalam bentuk Shorts. Video itu menggunakan tanda pagar (hashtags) #GetTheMessage, sama seperti yang dilakukan Google. Shorts tersebut berjudul “Green bubbles and blue bubbles want to be together. Help Apple #GetTheMessage”.

Dalam video singkat yang berdurasi 20 detik itu, diceritakan sebuah percakapan antara pasangan kekasih yang bernama Romeo dan Juliet. Namun, hubungan “asmara” yang dijalin keduanya seolah terbentur restu orangtua.

Analogi tersebut ingin menggambarkan hubungan antara pengguna iPhone dan Android. Apple yang enggan beralih ke sistem RCS digambarkan sebagai “orangtua” yang tidak mau memberi restu kepada anaknya.

Percakapan tersebut dimulai dari Romeo yang mengirim pesan “Saya benci jika keadaan harus seperti ini, bisakah kamu bicara dengan orangtuamu?”. Juliet membalas “Saya sudah mencoba, tetapi mereka tetap menginginkan kita berpisah. Saya tidak mengerti”.

Lantas, Romeo pun menjawab “Apa yang pernah “hijau” lakukan untuk mereka? Kami sama-sama gelembung juga”.

Percakapan di atas secara tidak langsung ingin menyindir “warna gelembung” yang dikirim oleh sesama pengguna iPhone di iMessage dengan ponsel Android ke iPhone.

Sebagai informasi, gelembung chat berwarna biru menandakan pesan tersebut dikirim oleh sesama pengguna iPhone di iMessage. Sementara itu, gelembung berwarna hijau menandakan pesan dikirim dari pengguna Android ke iPhone.

Standarisasi RCS

Sistem RCS yang dimaksudkan ini sebenarnya dipakai oleh perangkat dengan sistem operasi Android agar komunikasi pengguna Android dengan iPhone bisa dilakukan lebih baik dibanding sebelumnya.

Sistem RCS sendiri memungkinkan pesan yang dikirim antar ponsel Android, memanfaatkan koneksi data seperti chat di aplikasi WhatsApp, bukan lagi dalam bentuk SMS atau MMS. Nah, Apple sendiri masih enggan mengadopsi RCS ini.

Sehingga ketika pengguna ponsel Android mengirim pesan kepada pengguna iPhone, pesan tersebut dikirim dalam bentuk SMS. Bentuk SMS ini tentu memiliki keterbatasan dibanding RCS. 

Dengan RCS, pengguna bisa melihat pesan tersebut sudah dibaca atau belum, pengguna juga bisa leluasa mengirim gambar/video tanpa harus menguras pulsa (jika dikirim dalam bentuk SMS/MMS). Pengguna juga bisa melihat indikator "typing" saat lawan bicara mengetik pesan balasan.

Google dorong duluan

Sebelum Samsung, Google sudah melakukan upaya yang sama selama beberapa tahun belakangan.

Raksasa teknologi itu kerap mendorong Apple untuk segera beralih ke teknologi RCS. Akan tetapi, pesan tersebut tampaknya "diabaikan" karena hingga saat ini Apple masih belum mengadopsi teknologi RCS.

Paling baru, Google sempat menyindir sistem Apple yang sudah ketinggalan zaman dalam sebuah video pendek berjudul “Meet iPager - Help Apple #GetTheMessage”. Video diunggah pada akhir September lalu dan bisa ditonton dengan mengeklik tautan berikut.

Kampanye video berisikan sebuah pesan bahwa teknologi pengiriman pesan yang masih diadopsi Apple sudah lawas. Hal tersebut membuat pengalaman pengguna dalam berkirim pesan menjadi buruk.

“Teknologi pengiriman pesan lawas, seperti yang masih diadopsi Apple untuk mengirim pesan ke Android, membuat pengiriman pesan teks modern menjadi mimpi buruk”, begitu penggalan teks dalam video.

Google menyebut ada banyak kerugian dari masalah ini. Misalnya, pesan yang dikirim dari pengguna Android ke iPhone tidak dilindungi sistem enkripsi, file media (foto, video) beresolusi rendah, gelembung chat punya warna yang berbeda.

iMessage juga tidak menyertakan tanda pesan yang sudah dibaca oleh pengguna Android. Berbeda dengan sesama iPhone yang terdapat tanda terima “Delivered” di bawah gelembung pesan. Pesan yang dikirim pengguna Andrpid juga tidak dapat dikirim melalui jaringan Wi-Fi.

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari Phone Arena, Rabu (11/10/2023), salah satu cara membuat Apple mengadopsi RCS adalah jika iMessage temasuk dalam platform yang diatur oleh pemerintah Eropa di Undang-Undang Pasar Digital (DMA/Digital Market Act).

Jika ingin diatur dalam regulasi UU Pasar Digital Eropa, sebuah platform harus memiliki rata-rata pengguna bulanan yang memenuhi standard di 27 negara bagian Eropa untuk menjadi gate keepers.

Sejauh ini, jumlah pengguna bulanan iMessage masih sedikit. Terlepas dari masalah tersebut, Apple sempat menjelaskan alasan perusahaan tidak kunjung mengadopsi teknologi RCS, walau sudah didesak oleh Google dari beberapa tahun lalu.

Alasan Apple belum adopsi RCS

CEO Apple, Tim Cook mengatakan, teknologi tersebut belum diperlukan pengguna Apple.

“Saya tidak mendengar pengguna kami meminta agar fokus pada hal itu (RCS) saat ini,” ujar Cook dalam sebuah sesi tanya jawab di Code Conference pada September 2022 lalu.

Sejauh ini, Apple juga tidak memperbaiki kesenjangan antara pengguna iPhone dan Android. Yang ada, Apple justru terus meningkatkan fitur iMessage miliknya.

Di iOS 17, fitur iMessage datang dengan sejumlah kebaruan dan peningkatan. Salah satunya, pesan suara yang dikirim akan disertai dengan transkrip otomatis. Agar pengguna yang belum bisa mendengar suara, bisa tahu pesan yang ingin disampaikan.

https://tekno.kompas.com/read/2023/10/12/08310067/setelah-google-samsung-juga-desak-apple-tinggalkan-sms-di-iphone

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke