Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ganti Desain, Google Maps Dapat Kritikan dari Pembuatnya

Kini, jalanan di Google Maps memiliki warna abu-abu seperti Apple Maps, bukan putih atau kuning. Warna air menjadi biru terang, sedangkan taman berwarna hijau mint.

Ia blak-blakan mengatakan tidak menyukai perubahan warna yang digelontorkan Google Maps.

"Saya tidak menyukainya. Warna baru ini terasa lebih dingin, kurang akurat, dan kurang sentuhan manusia," tulis Laraki lewat akun @elizlaraki di media sosial X (dahulu Twitter).

Laraki berasumsi bahwa Google kemungkinan merilis pembaruan (update) ini untuk meningkatkan kegunaan dan membuat peta lebih mudah dibaca.

Jika memang itu tujuannya, Google disebut telah melewatkan peluang penting untuk menyederhanakan desain Google Maps.

"Google Maps seharusnya membersihkan berbagai menu yang menutupi peta (bila ingin membuat peta mudah dibaca)," imbuh Laraki.

Beri masukan desain

Untuk diketahui, ketika membuka Google Maps pengguna akan disambut berbagai menu, seperti "Search here" untuk mencari alamat yang ingin dikunjungi, kemudian menu "Explore" untuk menyaring tempat berdasarkan kategori, misalnya "Restaurants" dan "Hotels".

Terakhir, pengguna disuguhkan bar navigasi yang terdiri dari tombol "Explore", "Go", "Saved", "Contribute", dan "Updates".

Laraki mengatakan, seharusnya peta hanya boleh ditutupi oleh menu yang benar-benar berguna bagi penggunanya. Jumlah menu itu tidak boleh menumpuk.

Menurutnya, Google Maps idealnya mempertahankan kolom search dan bar navigasi bawah. Hapus semua menu yang menutupi peta, kemudian pindahkan fitur yang paling sering digunakan di bar navigasi tersebut, seperti "My Location" dan menu mengganti tampilan peta.

"Ada banyak cara untuk menyusun fitur-fitur Google Maps (agar lebih rapi). Poin pentingnya Google Maps seharusnya menyederhanakan antarmuka, memprioritaskan visibilitas peta, dan mengubur fitur-fitur yang kurang digunakan," lanjut Laraki.

Laraki pun menutup postingnya dengan menceritakan pengalamannya sebagai desainer Google Maps tahun 2007. Kala itu, Google Maps memiliki antarmuka yang berantakan, karena Laraki dan rekannya berusaha memasukkan sebanyak-banyaknya fitur pada antarmuka Maps.

Akibatnya, Google Maps menjadi produk yang rumit sehingga pengalaman pengguna menjadi buruk.

"Saat itu kami harus berpikir cara membuat aplikasi menjadi lebih simpel ke depannya. Sekarang, mungkin saatnya Google Maps untuk melakukan hal itu kembali," tutup Laraki.

Dikritik pengguna

Selain Laraki, perubahan desain Google Maps juga mendapatkan kritik dari pengguna di media sosial X Twitter dan Reddit.

Salah satu pengguna X Twitter dengan handle @monikapocalips heran mengapa Google Maps "memperbaiki" sesuatu yang sebenarnya tidak rusak.

"Mohon, setidaknya biarkan saya memilih skema warna yang sebelumnya," imbuh pengguna tersebut, sebagaimana dikutip KompasTekno dari X Twitter, Kamis (23/11/2023).

Di forum Reddit, pengguna dengan handle @cornbutterbread menjelaskan bahwa ia kesulitan membaca peta dengan cepat. Tampilannya yang lebih halus dan lembut memang lucu, tetapi tidak praktis.

Isu lainnya yang dibahas pengguna Reddit menyangkut warna jalanan yang menuntun pengguna ke tempat tujuan. Jalan ini dikemas dengan warna biru gelap, sedangkan jalur alternatifnya juga berwarna biru, meski lebih terang.

Kedua warna ini sulit dibedakan, sehingga pengguna Google Maps yang sedang mengendarai mobil atau motor, harus lebih teliti ketika membaca peta dengan sekilas.

https://tekno.kompas.com/read/2023/11/23/14330047/ganti-desain-google-maps-dapat-kritikan-dari-pembuatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke