Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migrasi ke IGOS Dimulai

Kompas.com - 29/05/2008, 11:08 WIB

JAKARTA, KAMIS - Sebanyak 18 departemen telah berkomitmen melakukan migrasi menggunakan peranti lunak sistem operasi terbuka atau open source software. Untuk itu Kementerian Negara Riset dan Teknologi telah menyiapkan dokumen migrasi. Proses ini ditargetkan selesai tahun 2012.

Selain itu, dari sekitar 400 pemerintah kabupaten/kota, 100 di antaranya telah menggunakan open source software (OSS) dalam waktu empat tahun mendatang.

Hal ini disampaikan Kemal Prihatman, Asisten Deputi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi, pada Indonesia Go Open Source (IGOS) Summit II di Jakarta, Rabu (28/5).

Pada pembukaan IGOS Summit II, Selasa, Menteri Komunikasi dan Informatika menyatakan telah ada 18 departemen yang akan mendukung program IGOS, yaitu menerapkan peranti lunak yang legal dan terbuka.

Untuk mendukung migrasi bagi setiap instansi dan institusi pemerintah di Indonesia itu, jelas Kemal, Kementerian Negara Riset dan Teknologi tengah menyusun dokumen migrasi OSS. Saat ini baru dihasilkan 8 dokumen, antara lain Aplikasi Perkantoran Openoffice.org, petunjuk instalasi IGOS Nusantara, Perangkat Lunak Bebas dan Open Source, Bahasa Pemrograman Open Source, Konfigurasi Server Linux, dan Aplikasi untuk Server.

Pembuatan dokumen ini mengacu pada dokumen yang telah dibuat beberapa negara. Ditargetkan tahun ini semua dokumen migrasi perangkat lunak tersebut selesai disusun. Ada empat dokumen tambahan yang akan disusun tahun ini.

”Co-exist”

Sementara itu, untuk menjamin program IGOS terlaksana, jelas Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, pihaknya juga telah membuat sistem keterhubungan atau co-exist dengan sistem tertutup atau propriatary yang telah banyak digunakan di instansi pemerintah saat ini.

Diakui, tidak adanya co-exist membuat program IGOS yang telah dicanangkan tahun 2005 terhambat, antara lain dalam pertukaran dokumen di antara dua sistem tersebut.

Kemal menambahkan, vendor sistem tertutup tak menyediakan peralatan penyesuai OSS. Karena itu, Kementerian Negara Riset dan Teknologi berinisiatif melakukan kesetaraan sistem terbuka dan tertutup melalui program co-exist.

Saat ini baru Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang telah bermigrasi total ke OSS. ”Secara teoretis, OSS bisa menghemat 60 persen dari total anggaran, namun di lapangan tingkat efisiensinya hingga 80 persen,” ujar Kemal. (YUN/KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com