Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Lahir Pancasila dan Kado Kekerasan

Kompas.com - 01/06/2008, 17:35 WIB

JAKARTA, MINGGU - Hari ini, Minggu (1/6), sesungguhnya adalah hari istimewa dalam sejarah bangsa Indonesia. Kelahiran Pancasila yang menjadi dasar negara ini dirayakan. Dalam lima butir sila yang lambangnya tergantung pada perisai di dada burung garuda itu tercerminlah sikap para pendiri negara ini yang menghargai keberagaman Indonesia.

"Kami sangat prihatin dengan peristiwa kekerasan yang terjadi di Monas. Ketika kita sebagai bangsa merayakan hari lahirnya Pancasila yang mengayomi seluruh keanekaragaman masyarakat Indonesia, apakah itu keragaman suku, agama, ras, eh kadonya malah kekerasan. Kami mengutuk semua bentuk kekerasan apalagi jika itu dilakukan karena perbedaan keyakinan," ujar Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Hermawi Taslim, yang dihubungi Minggu (1/6) sore.

Hermawi meminta aparat keamanan bertindak tegas terhadap semua pelaku kekerasan. "Kita percaya aksi kekerasan ini hanya dilakukan oleh sekelompok kecil massa yang ingin menunjukkan eksistensi mereka. Siapapun mereka, polisi tidak boleh memberi toleransi. Semua bentuk pelanggaran pidana harus diselesaikan melalui jalur hukum," terang dia.

Seperti diberitakan, sejumlah massa yang mengenakan atribut Front Pembela Islam, siang tadi melakukan penyerangan terhadap massa Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Lapangan Monas Jakarta. Ketika massa AKKBB tiba di lokasi dan hendak melakukan orasi dalam rangka peringatan hari lahir Pancasila,  tiba-tiba serombongan orang melakukan pemukulan. Beberapa massa penyerang membawa tongkat bambu.

Sampai saat ini belum diketahui berapa persis jumlah korban kekerasan ini. Beberapa nama yang tercatat menjadi korban kekerasan adalah Direktur Eksekutif International Centre for Islam and Pluralism (ICIP) Syafii Anwar, Direktur Eksekutif Wahid Institute Ahmad Suaedy, dan Kyai Maman Imanulhaq dari Pesantren Amizan, Majalengka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com