Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fasilitas Negara

Dari Facebook sampai Kaskus

Kompas.com - 01/02/2010, 16:13 WIB

Bila Anda berkesempatan memasuki ruang kantor pemerintahan di Kota Bandung, kantor apa pun itu, cobalah sesekali menengok tampilan monitor komputer atau laptop pegawainya. Dari tampilan monitor itu, Anda bisa menyimpulkan kira-kira apa yang baru saja atau sedang mereka lakukan dengan fasilitas negara yang dibeli dengan uang rakyat tersebut.

Saya termasuk orang yang sering melakukan itu: iseng-iseng "berhadiah" mengintip kesibukan pegawai negeri sipil (PNS) di belakang monitor. Saya kerap berpikir negatif bahwa lebih banyak PNS yang memakai fasilitas negara itu untuk hal-hal yang tak bersangkut-paut dengan pekerjaan atau pelayanan masyarakat.

Awalnya, saya kaget karena pikiran negatif itu terbukti benar. Namun, lama-lama keterkejutan itu tak pernah muncul lagi karena prasangka saya itu sering terbukti.

Keisengan terakhir saya lakukan pada Jumat (29/1) di sebuah kantor di Jalan Wastukancana Nomor 2. Begitu membuka pintu, saya disambut empat pegawai yang masing-masing menghadap ke monitor laptop dan komputer. Mereka hanya sesaat menoleh kepada saya, kemudian kembali asyik ke monitor masing-masing.

Salah satu monitor pegawai itu tertulis banner Facebook. Adapun monitor di ujung sana, yang menghadap ke pintu, terpampang gambar sapi dan kambing yang bergerak-gerak lucu. Rupanya si pegawai sedang bermain Farm Frenzy, permainan favorit tentang peternakan.

Di depan pegawai yang asyik dengan Facebook tadi, duduk pegawai lain yang raut mukanya berubah-ubah. Kadang mengernyitkan dahi, kadang monyong-monyong, kadang senyum-senyum sendiri. Rupanya dia "sibuk" chatting.

Saya kemudian berjalan menuju monitor komputer meja di pojok ruangan. Kebetulan saya kenal dengan pegawai yang duduk di kursi dekat komputer itu. "Sibuk apa, Bos?" sapa saya sambil melirik monitornya.

Unduh film

Rupanya dia sedang membuka akun Kaskus alias Kasak-kusuk, situs komunitas terbesar di Indonesia. "Ya, iseng-iseng buka Kaskus. Cari-cari info lucu," ujarnya.

Suasana dan pemandangan tersebut acap saya temui di berbagai kantor Pemkot Bandung. Seorang PNS bahkan mengaku kerap mengunduh film-film biru lewat komputer kantor. Biasanya, menjelang pulang dia mulai mengunduh dan esok paginya saat masuk kerja, unduhan tersebut siap dia nikmati.

Mengapa hal itu kerap terjadi? Mungkin karena banyak laptop dan komputer nganggur. Mungkin juga karena pegawai itu sedang tidak ada pekerjaan. Bisa jadi karena keduanya: laptop dan komputer nganggur ditambah pegawai nganggur.

Maka, sangat tepat jika Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Badan Anggaran DPRD Kota Bandung meminta Pemkot membatalkan rencana pembelian 108 laptop dan 155 komputer. "Daripada untuk beli laptop dan dipakai nge-game, mendingan uangnya dikasih ke saya untuk tambah modal," kata Ari (24), penjual gorengan di Jalan Baladewa.

Pengumpul botol plastik bekas, Ahmad Subandi (55), mengungkapkan hal senada. Baginya, manfaat pembelian laptop dan komputer itu tidak akan optimal. Hasilnya lebih nyata bila sebagian uang tersebut dibagikan kepada masyarakat untuk membuka usaha. Ahmad hanya butuh Rp 2 juta untuk mengubah hidupnya. "Dengan uang itu, saya bisa buka kios rokok atau minuman," kata bapak dua anak dengan penghasilan Rp 12.000 per hari itu. (Mohammad Hilmi Faiq)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com