Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marc Steinmeyer: Tauzia Kembangkan Harris dan Pop Harris

Kompas.com - 18/06/2010, 00:03 WIB

KOMPAS.com - Tauzia Hotel Management makin mengukuhkan diri sebagai pengelola hotel di Indonesia. Dengan brand Harris Hotel, dan kini Pop Harris, Tauzia siap berkompetisi dengan perusahaan pengelola hotel seperti Accor, Aston, Santika.

Adalah Marc Steinmeyer (56), Presiden Direktur Tauzia Hotel Management yang berada di balik usaha keras ini. Lelaki kelahiran Marseille, Perancis, Desember 1954 yang berlatar belakang pendidikan manajemen perhotelan di Swiss ini menghabiskan 25 tahun waktunya di jaringan hotel Accor.

Sebelum mendirikan dan memimpin Tauzia Hotel Management bersama pengusaha Indonesia, Marc Steinmeyer adalah CEO Accor Group sampai tahun 2001. Setelah itu, Marc masih menjadi konsultan Accor sampai tahun 2006, namun dia tidak terlibat langsung dalam manajemen Accor.

Marc bersama Boy Gozali, pengusaha Indonesia, mendirikan Tauzia Hotel Management pada tahun 2001. Dua tahun kemudian, 2003, Harris Tuban beroperasi, disusul Harris Batam, Harris Tebet Jakarta, dan tahun 2010 ini Harris Kelapa Gading Jakarta. Sampai tahun 2012, Harris Hotels & Resorts yang beroperasi berjumlah 15 hotel dengan 3.200 kamar.

Tauzia makin mengukuhkan diri sebagai perusahaan pengelola hotel setelah brand baru, Pop Harris diluncurkan, pertengahan Juni 2010 ini.

Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Marc Steinmeyer, Presiden Direktur Tauzia Hotel Management, Kamis (17/6/10).

Anda sebelumnya CEO Accor, tapi kemudian Anda meninggalkan Accor dan ikut mendirikan Tauzia Hotel Management. Mengapa? Ada dua alasan. Pertama, untuk kehidupan dan pengalaman saya. Kedua, untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia.

Latar belakang Anda memang dari perhotelan? Saya belajar manajemen perhotelan di Swiss, kemudian bekerja di jaringan hotel Accor selama 25 tahun.

Saya yang merintis Accor di Indonesia. Hotel pertama di bawah pengelolaan Accor Indonesia adalah Ibis Kemayoran, Novotel Surabaya, dan Mercure Rekso Hayam Wuruk Jakarta.

Saya menjadi CEO Accor sampai tahun 2001. Setelah itu saya mendirikan Tauzia Hotel Management bersama pengusaha Indonesia. Namun antara tahun 2001 dan 2006, saya masih menjadi konsultan Accor Indonesia. Setelah tahun 2006, saya full-time mengelola Tauzia. Kami menciptakan brand baru yaitu Harris Hotel dengan bintang empat. Kapan Tauzia mengelola Harris Hotel kali pertama? Tahun 2003, Harris Tuban di Bali beroperasi. Setelah itu Harris Batam, Harris Kelapa Gading Jakarta dan sejumlah lokasi lainnya. Sampai akhir tahun 2010, ada tujuh Harris Hotel yang beroperasi, termasuk Harris Suites du FX Residences Sudirman Jakarta.

Berapa hotel lagi yang sedang dibangun dan akan dioperasikan? Delapan hotel Harris lainnya sedang dibangun di Jakarta, Batam Center, Puncak, Bali, dan Malang. Seluruhnya, sampai tahun 2012, ada 15 hotel Harris dengan 3.200 kamar akan beroperasi di beberapa daerah di Indonesia.

Tauzia juga mengelola tiga properti, antara lain Eden Kuta dan Solo Paragon, tanpa label brand Harris. Istilahnya managed by Tauzia.

Kami juga memiliki divisi khusus Estate Management yang memfokuskan pada pengoperasian kondominium.

Apakah Tauzia juga mengoperasikan hotel bintang lima? Kami punya brand Preference Hotels. Ada dua properti dengan brand ini yang sedang dikembangkan. Salah satunya di FX Residences Sudirman Jakarta.

Mengapa Tauzia juga mengambil pasar hotel bintang dua? Kami yakin banyak orang Indonesia yang berpergian, yang mencari hotel dengan harga tidak terlalu mahal, namun tetap bersih dan nyaman. Kami luncurkan Pop Harris, saudara muda Harris sebagai solusi menginap di hotel bujet (budget hotel) dengan biaya relatif murah, sekitar Rp 300.000 per malam. Jadi hotel ini diperuntukkan bagi smart traveler.

Apa kelebihan Pop Harris dibandingkan hotel bintang dua lainnya di Indonesia? Kamar di Hotel Pop Harris berukuran 16 meter persegi dengan tempat tidur king size yang dikembangkan secara eksklusif oleh King Koil. Harga kamar untuk satu, dua, tiga orang, tetap satu harga. All-in-one rate.

Siapa saja bisa melakukan booking kamar dengan mudah dan langsung melalui popharris.com atau Tauzia Call Center.

Dengan rate yang sama, tamu dapat menikmati wifi gratis, 60 channel TV kabel, keamanan dengan CCTV, juga mendapatkan nasi jinggo atau nasi bogana. Siapa pangsa pasar Pop Harris? Kami menggarap pasar domestik Indonesia. Mulai dari business traveler, para pebisnis yang sering berpergian dari kota ke kota di Indonesia, para keluarga Indonesia yang berlibur, sampai pada asosiasi olahraga yang dalam kegiatan tertentu, membawa banyak peserta.

Kami menargetkan okupansi 80 persen untuk hotel di lokasi strategis.

Mengapa Anda hanya melihat pasar di Jawa dan Bali, padahal Indonesia juga punya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan lainnya. Apakah Tauzia punya rencana mengembangkan hotel di daerah selain Jawa dan Bali? Kami paham industri pariwisata Indonesia terus berkembang. Tapi saat ini kami masih memfokuskan diri pada pasar Jawa dan Bali. Suatu hari pasti kami melangkah ke daerah lainnya di Indonesia. Bagaimana Anda melihat dunia pariwisata Indonesia? Yang terpenting adalah langkah antisipasi. Pemerintah Indonesia harus mengantisipasi perkembangan pariwisata negeri ini dengan membangun infrastruktur, antara lain jalan.

Tanpa infrastruktur yang baik, pariwisata sulit berkembang. Kami bisa saja membangun hotel, namun tamu membutuhkan infrastruktur yang bagus. Indonesia ini negeri yang indah. Saya mencintai Indonesia. Keindahan Indonesia masih banyak yang bisa digali. Jika pariwisata maju, industri hospitality juga ikut berkembang. (Robert Adhi Ksp)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com