Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kekerasan di HKBP Ciketing

HKBP Desak Presiden Ambil Langkah Serius

Kompas.com - 13/09/2010, 12:23 WIB

TARUTUNG, KOMPAS.com - Pimpinan tertinggi (Ephorus/Sinode) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berkedudukan di Tarutung, Sumatera Utara mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil tindakan serius atas kasus kekerasan di HBKP Pondok Timur Indah, Ciketing, Bekasi.

Hal tersebut tertuang dalam salah satu butir pernyataan sikap HKBP yang dirilis di website resmi mereka, dan ditandatangani Ephorus Pdt. Dr. Bonar Napitupulu dan Sekretaris Jenderal Pdt. Ramlan Hutahaean, MTh.

"Kepada Bapak Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk kesekian kalinya, kami mendesak agar mengambil tindakan serius terhadap masalah yang dialami warga jemaat kami HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi dan gereja-gereja lain di wilayah Jawa Barat serta wilayah lainnya," demikian bunyi pernyataan itu.

Selanjutnya, pihak HKBP pun meminta Presiden memberikan perhatian untuk menjamin berlakunya hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Selama kepemimpinan Bapak, eskalasi kekerasan terhadap umat beragama telah meningkat tajam dari waktu ke waktu. Kami kini menunggu tindakan dari Bapak," ungkap pernyataan tersebut.

Sementara, kepada umat HKBP Pondok Timur Indah, Ephorus meminta mereka untuk tidak resah. "Berdirilah teguh dan jangan goyah. Berdoa dan berjagalah supaya Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja menguatkan kita dan bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan dan kedamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia," demikian tertulis pernyataan itu.

Pernyataan sikap ephorus HKBP ini muncul menyusul tindakan kekerasan berupa pemukulan terhadap Gembala Sidang HKBP Poncok Timur Indah Lupida Simanjutak, dan penusukan terhadap penatua Hasian Sihombing, Minggu (12/9/2010) oleh sekolompok orang tak dikenal. Penusukan ini diduga terkait dengan kekisruhan akibat penolakan warga atas berdirinya gereja HKBP di kawasan Ciketing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com