Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Serang Komputer Iran

Kompas.com - 27/09/2010, 08:58 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Sekitar 30.000 penyedia layanan internet atau internet provider di Iran terserang virus canggih bernama Stuxnet. Virus ini diduga sengaja diciptakan oleh sebuah organisasi yang disponsori Israel dan AS. Sasarannya adalah sektor industri, terutama lagi fasilitas nuklir Iran.

Koran Iran Daily di halaman 2, edisi Minggu (26/9), menuliskan, Sekretaris Dewan Teknologi Informasi Kementerian Industri Iran Mahmoud Liayi mengatakan, virus diciptakan sejalan dengan agenda perang elektronik Barat terhadap Iran. Virus itu berperan mentransfer informasi soal industri negara Iran.

Kebanyakan sistem otomatisasi komputer di Iran dan negara lain diproduksi di bawah merek Siemens SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). ”Sistem ini menjadi sasaran utama. Jika semua internet provider (IP) yang terinfeksi dibersihkan, ancaman tetap ada, virus belum hilang,” ungkap Liayi.

Stuxnet adalah virus canggih. ”Jika IP diaktifkan, Stuxnet mulai mentransfer data tentang jalur-jalur produksi industri dan otomatisasi ke tempat yang ditentukan. Di sana, data diproses oleh para arsitek virus untuk dibiakkan dan dikirim balik untuk menyerang,” lanjut Liayi.

Sistem dan unit industri Iran kini sedang berjuang untuk melengkapi sebuah sistem antivirus khusus untuk menghadang Stuxnet. Semua perusahaan Iran disarankan tidak menggunakan peranti lunak (software) antivirus yang disediakan Siemens SCADA karena bisa membawa virus versi baru. Perusahaan bisa juga menggunakan mekanisme khusus membarui komputernya.

Liayi berpendapat, maksud di balik produksi dan penggandaan Stuxnet sangat mirip dengan sebuah proyek pemerintah. Ia dengan tegas mengatakan, ”Stuxnet bukanlah virus biasa atau spam.” Sebuah kelompok kerja khusus terdiri dari wakil-wakil departemen dan badan-badan eksekutif terkait telah dibentuk untuk memerangi virus Stuxnet.

Terancam Menteri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi Reza Taqipour mengatakan, Stuxnet belum sampai merusak sistem industri dan sistem pemerintah. Namun, lembaga yang tidak memiliki pengaman memang terancam.

Dirut Perusahaan Teknologi Informasi Saeid Mahiyoon mengatakan, proses penghapusan virus sudah berjalan.

Virus itu mungkin merupakan bagian AS atau Israel untuk menyerang Iran. Stuxnet dilihat sebagai bagian malware komputer paling berbahaya yang pernah ditemukan. Virus canggih ini mengenali jaringan pengendali fasilitas khusus, lalu merusaknya.

Mereka juga mengatakan, virus ini memiliki desain yang sangat canggih. Virus ini mungkin juga diciptakan oleh sebuah organisasi khusus yang didukung AS atau Israel. Tujuannya adalah menyerang perangkat lunak pengendali khusus yang digunakan di sektor industri, termasuk reaksi nuklir Iran yang berada di kota pelabuhan Bushehr di sekitar Teluk Persia.

”Berdasarkan ciri-ciri yang ada, saya menegaskan bahwa ini (virus Stuxnet) diciptakan oleh sebuah negara,” ungkap Frank Rieger, pakar teknologi yang berkecimpung dalam perakitan telepon seluler, seperti disiarkan Bloomberg Television.

”Fasilitas-fasilitas nuklir Iran mungkin menjadi target,” kata Rieger, yang juga dibenarkan Richard Falkenrath dari Chertoff Group, penasihat perusahaan keamanan di Washington.

Falkenrath mengungkapkan, ”Secara teoretis, kecil kemungkinan (virus) dibuat oleh Pemerintah AS. Mungkin saja Israel.” (AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Apple Pencil Pro Meluncur, Bawa Fitur Meremas dan 'Haptic Feedback'

    Apple Pencil Pro Meluncur, Bawa Fitur Meremas dan "Haptic Feedback"

    Gadget
    Pixel 8A Meluncur, Ponsel 'Murah' Google dengan Layar 120 Hz

    Pixel 8A Meluncur, Ponsel "Murah" Google dengan Layar 120 Hz

    Gadget
    Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

    Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

    Internet
    Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

    Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

    Hardware
    Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

    Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

    e-Business
    Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

    Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

    e-Business
    Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

    Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

    Internet
    Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

    Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

    Gadget
    iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

    iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

    Gadget
    Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

    Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

    Software
    Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

    Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

    e-Business
    Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

    Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

    Game
    'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

    "PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

    Game
    Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

    Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

    e-Business
    Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

    Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

    e-Business
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com