Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Israel Serang Iran

Kompas.com - 17/01/2011, 04:05 WIB

NEW YORK, SABTU - Sumber-sumber intelijen membenarkan, virus komputer Stuxnet, yang pernah beredar pada tahun 2009, adalah virus yang dirancang khusus oleh Israel dan AS untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium Iran guna menghambat kemajuan program nuklir negara itu.

Harian The New York Times, yang mengutip berbagai sumber intelijen dan pakar komputer di AS dan Eropa, menurunkan laporan, Sabtu (15/1), bahwa AS dan Israel telah bekerja sama mengembangkan virus komputer ini di fasilitas nuklir rahasia Dimona di gurun Negev, Israel.

Di fasilitas tersebut, Israel diyakini memiliki tiruan perangkat centrifuge yang persis sama dengan yang digunakan Iran untuk memperkaya uraniumnya guna menguji coba virus canggih dari jenis ”cacing” (worm) tersebut. ”Untuk mengetes worm itu, Anda harus tahu mesinnya (yang akan menjadi sasaran). Virus itu menjadi begitu efektif karena Israel sudah mencobanya lebih dahulu,” tutur seorang sumber intelijen bidang nuklir dari AS.

Virus Stuxnet tersebut mulai terdeteksi dalam jaringan komputer dunia pada pertengahan 2009. Sejumlah negara, termasuk India dan Indonesia, melaporkan serangan virus tersebut, tetapi serangan paling intensif dilaporkan terjadi di Iran.

Anehnya, virus itu tak menyebabkan gangguan signifikan, seperti memperlambat jaringan komputer atau menyebabkan kerusakan, seperti lazimnya sebuah program jahat (malware).

Ralph Langner, pakar keamanan komputer independen dari Hamburg, Jerman, menemukan, virus itu baru aktif setelah mendeteksi konfigurasi spesifik sistem pengendali, yang hanya ada di sebuah fasilitas centrifuge pengaya uranium.

   Menurut Langner, Stuxnet terdiri atas dua bagian dengan fungsi berbeda. Bagian pertama bertugas mengacaukan putaran centrifuge sehingga menjadi tak terkendali dan rusak.

Sementara bagian kedua berfungsi merekam berbagai indikator centrifuge saat berfungsi normal, kemudian menampilkan itu di layar monitor. Dengan demikian, petugas operator tak melihat ada gangguan.

Merusak

Virus komputer tersebut diduga kuat menjadi penyebab kerusakan centrifuge kelima milik Iran, November 2010, dan berhasil menunda kemajuan teknologi nuklir Iran, yang dibutuhkan apabila negara itu ingin membuat bom nuklir.

Meir Dagan, mantan kepala dinas intelijen Israel, Mossad, mengatakan, serangan itu akan menunda kemampuan Iran membuat bom nuklir, setidaknya sampai 2015.

Ketua program nuklir dan pejabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, isu serangan Stuxnet tersebut sudah beredar sejak satu setengah tahun silam.

”Saat memulai (serangan) ini, mereka kira kami sedang tidur. Jika (serangan) ini efektif, IAEA, yang menginspeksi (fasilitas nuklir Iran) secara rutin, pasti akan melaporkan perlambatan (produksi uranium) ini,” tutur Salehi, yang menegaskan, program nuklir Iran masih terus berjalan.(AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Gadget
Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Software
Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Gadget
Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Internet
Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com