Perampokan itu terjadi saat Aqualis Fabricare dijaga seorang karyawati bernama Ivana Tiurlan (32). TC dan NIA memanfaatkan suasana sepi di Jalan Taman Aster Raya, berharap aksi mereka tak diketahui masyarakat.
Menurut Ivana, Minggu siang, kedua remaja itu mendatangi dirinya dan berpura-pura menanyakan apakah titipan pakaian yang ditaruh pada Jumat atau dua hari sebelumnya sudah siap diambil. Ketika ia mengecek pesanan dalam catatan, NIA mengeluarkan dan menodongkan pisau. ”Saya diancam mau dibunuh,” katanya.
Ia juga kemudian ditarik paksa dan diikat di belakang lemari pakaian. Ia tidak berkutik sebab ditodong NIA, sedangkan TC menguras isi laci berisi uang
Kedua remaja itu juga merampas dompet dan anting
Setelah perampok kabur dan berhasil melepaskan ikatan, Ivana segera melapor kepada petugas satuan pengamanan terdekat yang kemudian menghubungi Polsek Bekasi Selatan.
Dari olah tempat kejadian perkara dan pengakuan Ivana, diketahui tempat tinggal tersangka di Kemang Pratama.
”Setiap konsumen dicatat
Berdasarkan catatan itu, petugas mengintai rumah TC dan menjumpai sang kakak pada Minggu sore. Saat rumah didatangi, TC tak berada di tempat, sedang bersembunyi. Namun, sang kakak berhasil membujuk TC pulang. TC pun berhasil dibekuk.
Selanjutnya, karena mungkin terdesak, TC bersedia membantu polisi untuk berkomunikasi dengan NIA. Dari komunikasi per telepon itulah posisi NIA bisa diketahui dan akhirnya tertangkap.
Belajar dari kasus ini, semua orangtua perlu lebih memperhatikan benar aktivitas anaknya yang masih remaja dan menjalin komunikasi intensif sehingga kasus serupa tak banyak terjadi. (Ambrosius Harto Manumoyoso)