Paksa Update IE, Microsoft "Main Belakang"

KOMPAS.com - Himbauan Microsoft kepada pengguna Internet Explorer versi 6 (IE6) agar meng-update browsernya tersebut ke versi terbaru ternyata tak digubris.

Ini terbukti dengan masih ada sekitar 8,6 persen pengguna Internet di seluruh dunia yang menggunakan IE6, didominasi oleh pengguna di China. Microsoft bersikeras IE6 tak boleh digunakan lagi karena rentannya keamananan browser ini sehingga sering dijadikan "pintu masuk" oleh para peretas.

Merasa tak ampuh dengan metode himbauan, akhirnya Microsoft memutuskan melakukannya dengan cara "keras". Mulai Januari tahun depan, Microsoft akan melakukan update secara diam-diam (silent update) IE6 yang masih ter-install di komputer pengguna. Artinya, IE6 yang masih ter-install di komputer Windows akan di-upgrade tanpa sepengetahuan penggunanya.

Pengguna Windows Vista dan Windows 7 secara otomatis Internet Explorer-nya akan di-update ke versi 9 (IE9) dan di Windows XP akan di-update ke versi 8 (IE8). Meski demikian, pengguna masih diberi pilihan untuk "menolak" update ke Internet Explorer versi terbaru tersebut.

Namun, pihak Microsoft lebih menyarankan untuk menggunakan update otomatis. "Berdasarkan data yang dikumpulkan pihak intelijen keamanan cyber Microsoft, penjahat cyber lebih suka mengincar pengguna software lama untuk ditipu dengan update palsu," jelas Ryan Gavin, Pimpinan Microsoft Internet Explorer.

Chester Wisniewski, penasihat keamanan Sophos mengatakan, rencana Microsoft untuk update otomatis bisa membantu pengguna tetap update meskipun mereka terkadang tidak terlalu merasa membutuhkannya.

Namun,  Microsoft tetap menyediakan satu tool yang memungkinkan pengguna menghapus update yang telah dilakukan untuk kembali ke versi browser yang biasa digunakannya.

Untuk tahap awal, silent update ke IE versi terbaru ini akan diujicoba ke pengguna Windows di Australia dan Brazil. Negara-negara lainnya segera menyusul setelah dua negara ini.

Metode silent update ini yang dilakukan Microsoft ini sepertinya meniru apa yang sudah dilakukan oleh Google terhadap browser besutannya, Chrome.