Pertahankan Laba, Operator Diminta Konsolidasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri telekomunikasi Indonesia akan menghadapi tantangan berat. Agar bisa mempertahankan laba, para operator diminta melakukan konsolidasi, internal maupun eksternal.

"Industri telekomunikasi tetap menarik di masa mendatang. Ada beragam langkah untuk bisa tetap mempertahankan laba, salah satunya dengan konsolidasi," kata Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Sarwono Atmosutarno di Jakarta, Jumat (13/1/2012).

Salah satu yang sudah dilakukan adalah konsolidasi entitas yang dilakukan oleh PT Smart Telecom Tbk dengan PT Mobile-8 Telecom Tbk yang menjadi PT Smartfren Telecom Tbk.

Tahun lalu, sempat beredar kabar bahwa Telkom Fleksi bakal merger dengan PT Bakrie Telecom Tbk. Namun ternyata kongsi dua perusahaan Code Division Multiple Access (CDMA) itu batal.

"Tapi ke depan konsolidasi internal maupun eksternal perusahaan telekomunikasi akan semakin besar," ujar Sarwoto.

Selain konsolidasi di tingkat entitas perusahaan, konsolidasi juga bisa dilakukan secara layanan hingga infrastruktur.

Hingga saat ini sudah banyak layanan antar operator yang saling menguntungkan penggunanya, terutama dalam hal nilai tambah layanan (value added services).

Caranya, operator harus bekerjasama dengan Content Provider (CP) dalam menyediakan konten-konten yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Di tingkat infrastruktut, perusahaan telekomunikasi bisa memakai jaringan Base Transceiver Station (BTS) bersama-sama sehingga akan menghemat biaya.

"Intinya semua biaya perusahaan pasti naik, tapi bagaimana perusahaan tersebut bisa melakukan efisiensi dan inovasi dalam hal layanan," jelasnya.