Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yoris Sebastian

Orang Indonesia Kreatif, tetapi Belum Diberi Panggung

Kompas.com - 25/04/2012, 14:22 WIB

Setujukah Anda, being creative > following trend? Apa tanggapan Anda sebagai subyek yang menjual ide kreatif terhadap maraknya industri kreatif di layar kaca. Mereka yang menggunakan jingle untuk komersial secara serupa atau bahkan sama persis dengan buatan luar negeri? (Reita, xxxx@gmail.com, Jakarta

Pada awal-awal saya menjadi kreatif selalu mengikuti tren. Namun, kini karena saya adalah creative junkies, terkadang saya malah membuat tren. Tapi, betul, kita harus belajar mengikuti dulu sebelum kita bisa membuat.

Industri kreatif memang sedang tren dan penggunaan kata-kata kreatif kini kerap digunakan secara komersial. Namun, buat saya, masyarakat juga semakin pintar dan nanti akan melihat brand mana yang benar-benar care dengan industri kreatif dan mana yang hanya menggunakannya sebatas jargon.

Hai, Mas Yoris, pernah enggak sih, saat mutusin mau menjadi wirausaha, niat Mas Yoris dipandang sebelah mata oleh orang-orang terdekat, seperti orangtua? Bagaimana caranya untuk tetap punya semangat dan bangkit walau enggak ada dukungan dari orangtua? Apakah saya harus tetap lanjut atau enggak? Soalnya kalau udah menyangkut orangtua, takut serba salah. (Maditi, xxxx@yahoo.co.id)

Betul sekali, kalau sudah menyangkut orangtua kita serba salah. Enggak ikutin nasihat orangtua nanti enggak enak. Tapi, mau ikutin kata orangtua terkadang tidak sesuai dengan kata hati kita. Yang harus kita camkan adalah nasihat orangtua hampir semua baik adanya.

Hampir semua diberikan karena mereka sayang sama anak. Namun, belum tentu cocok dengan kita. Nah, saya selalu mencari cara supaya bisa menunjukkan bahwa jalan yang saya ambil benar.

Apakah Mas Yoris, saat ini, sudah merasa sebagai orang yang ”selesai dengan dirinya” (mengutip istilah Prof Anies Baswedan), di mana yang Mas Yoris lakukan adalah demi masyarakat banyak, bukan demi diri sendiri. (Dian Marta Manggala Yudha, Sungai Gerong, Banyuasin Sumatera Selatan)

Saya (tidak sengaja) akhirnya merasa demikian, saat menerbitkan buku Oh My Goodness: Buku Pintar Seorang Creative Junkies. Hal tersebut terjadi karena melihat banyaknya pembaca buku saya yang meraih sukses karena kreatif, dan ternyata rasanya lebih berharga dibandingkan berbagai penghargaan yang saya terima sebelumnya.

Sejak itulah saya mulai (dengan sengaja) melakukan banyak proyek atau konsep demi masyarakat banyak, bukan lagi buat diri sendiri.

Saya termasuk orang yang punya banyak mimpi dan banyak yang sudah jadi kenyataan. Saat ini impian terbesar saya adalah membawa orang kreatif Indonesia tampil dan berjaya di lingkup internasional. Menurut saya, orang Indonesia kreatif-kreatif, tetapi saat ini belum diberi panggung dengan level dunia. (Ush) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com