Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
T E K N O L O G I

Saat Budaya Bali Berbaur dengan Android

Kompas.com - 13/05/2012, 02:20 WIB

Ayu Sulistyowati

D’Kala merupakan nama permainan (fun games) seperti Angry Bird, Zuma, atau permainan lainnya dengan komputer, telepon genggam pintar, atau sejenisnya. Bedanya, D’Kala merupakan permainan melalui android yang kental dengan budaya Bali , yaitu tradisi ogoh-ogoh. Jika Angry Bird identik dengan burung lucu warna-warni, D’Kala justru mengingatkan pemain pada ogoh-ogoh yang hanya ada ketika perayaan Nyepi.

Permainan ini adalah ide orisinal dan asli buatan orang Bali yang ingin mempersembahkan sesuatu karya untuk Pulau Dewata ini. Mereka adalah Putu Sudiarta, pemilik PT Bamboomedia Citra Persada (perusahaan teknologi informasi), karyawannya beserta belasan anak sekolah menengah kejuruan (SMK) di Bali yang tengah magang di perusahaan Sudiarta.

Sekarang, tim ini begitu bangga ketika ditemui di kantor Bamboomedia. Bahkan, sebulan sesudah games D’Kala diunggah ke dunia maya, pengunduhnya mencapai 5.000 orang. Hingga akhir April ini, permainan ini terus diperbaiki dengan menambah pilihan bahasa Indonesia dan Inggris, musik tradisional (gamelan) Bali, serta artistik lainnya.

”Kami tidak berhenti dengan cukup mengunggahnya di dunia maya, tetapi terus, dan terus mengembangkannya agar lebih menarik pemainnya,” kata Sudiarta.

Mengapa permainan ini diciptakan. Menurut Sudiarta, semuanya berawal dari tekad kuat untuk bisa memberikan tanah kelahirannya dengan sesuatu yang berbasis teknologi. Maka mereka mencoba mengemas produk ini harus berbeda, unik, menarik, dan mencerdaskan.

Akhir Desember 2011, muncul ide membuat games berbasis teknologi android dengan karakter ogoh-ogoh sebagai pemeran permainan ini. Selama hampir dua bulan sejak Desember itu, kerja keras dikerahkan meski sempat pesimistis karena kesulitan melakukan program keseimbangan pada permainannya.

Bahkan, Ida Bagus Adiantara, si perancang permainan, lulusan SMK 1 Denpasar, dan menjadi karyawan Bamboomedia, itu mengaku kewalahan menyelesaikan permainan ogoh-ogoh ini.

Maklum, permainan ogoh-ogoh ini begitu banyak menggunakan keseimbangan persegi panjang. Mulai bagaimana agar persegi panjang itu jatuh dengan baik hingga bagaimana menjaga bagian-bagian tertentu tidak jatuh. Butuh ketelitian dan kecermatan pembuatnya. ”Ya, kan, malu jika tidak benar-benar matang karena membawa nama Bali,” ujar Adiantara.

Pada akhir Februari menjelang Nyepi bulan Maret lalu, D’Kala versi perdana pun meluncur dengan 10 tema permainan berbasis android. Meski tim ini sudah mengumpulkan sekitar 50 tema dengan berbagai versi serta variasi ogoh-ogohnya, mereka tak ingin gegabah. Saat ini, mereka sudah menambah 10 versi lagi hingga awal Mei ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com