Mungkin sulit membayangkan orang akan menyentuh dan menggeser tampilan pada layar komputer mereka menggunakan jari. Sampai saat ini, layar komputer dianggap sebagai area yang ‘tidak boleh disentuh’ agar terhindar dari noda dan sidik jari.
Tapi hal yang sama dulu juga dikatakan tentang perangkat smartphone sebelum terjadi ledakan perangkat berlayar sentuh, seperti smartphone yang lalu diikuti dengan tablet.
Sama halnya dengan peran mouse, yang sejak debutnya mulai pertengahan 1980an telah menjadi perangkat alternatif untuk bisa berinteraksi dengan PC yang kadang-kadang – tidak selalu – lebih nyaman dibandingkan menggunakan keyboard.
Awal tahun ini Intel meluncurkan sebuah program riset mendalam untuk mempelajari bagaimana pengguna PC dari berbagai segmen memanfaatkan laptop yang dilengkapi layar berbasis sentuh dan sistem operasi Windows 8.
Hasilnya? Pengguna menghabiskan 77 persen waktu menyentuh layar laptop mereka sembari melakukan tugas-tugas lainnya, seperti berselancar di web, menonton video online, melihat dan mengedit foto, serta menyesuaikan konfigurasi laptop mereka.
Tentunya tidak banyak yang yakin bahwa teknologi layar sentuh di PC akan menggantikan fungsi keyboard dan mouse sepenuhnya. Sentuhan hanyalah sebuah alternatif lain untuk berinteraksi dan mengendalikan komputer, metode yang mungkin cocok untuk tugas-tugas dan software-software tertentu.
Sentuhan yang alamiah
Kebiasaan menggunakan layar sentuh di mesin-mesin ATM, alat-alat penjualan, dan terakhir telepon seluler serta tablet, tentunya tidak lagi membuat pengalaman menyentuh layar laptop untuk berinteraksi dengan PC sebagai sesuatu yang aneh.
“Banyak pengguna mengatakan bahwa teknologi sentuh pada laptop adalah hal yang intuitif, menyenangkan, menyatu, dan membebaskan mereka dari mouse dan trackpad, khususnya ketika mereka bisa melakukan hal-hal seperti menyentuh layar untuk menggulirkan ke atas dan ke bawah, serta bernavigasi antar tugas,” ujar Daria Loi, seorang user experience manager di Intel yang memimpin riset tersebut.
Loi melihat banyak pengguna yang memiringkan layar laptop dan menggunakan ibu jari mereka untuk menyentuh kedua sisi layar, mirip dengan cara menggunakan tablet dan smartphone. Ia juga melihat pengguna melakukan sejumlah sikap tubuh lainnya, seperti menyandarkan satu siku di meja atau lengan kursi sementara menyentuh layar dengan tangan lainnya, atau bergantian menggunakan tangan kanan dan kiri untuk bernavigasi dengan sentuhan.
Tidak hanya terbatas pada fungsi utama Windows 8, aplikasi-aplikasi yang ada juga diharapkan dapat mengintegrasikan berbagai fitur sentuh yang nyaman. Berselancar di web dan bermain game adalah dua alasan utama kehadiran elemen sentuhan di luar keyboard dan mouse.
Sentuhan juga bisa meningkatkan pengalaman mengerjakan foto dan grafis, dari sekedar memindahkan foto ke album hingga proses menambahkan tekstur, gradient, dan berbagai efek lainnya. Nantikan juga software editing video yang dikendalikan jemari untuk proses memilih, memotong dan menambahkan transisi.
Sementara keyboard dan mouse akan tetap menjadi peralatan utama untuk kebutuhan pengolahan kata, teknologi sentuh akan hadir untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan grafis dan layout.
Spreadsheet juga adalah aplikasi lainnya dimana fungsi sentuh bisa meningkatkan kemudahan pembuatan dan pengeditan bagan dan tabel, terutama yang berkaitan dengan visualisasi data.
Menggunakan Logika
Salah satu keunggulan utama dari perangkat Ultrabook berbasis layar sentuh, termasuk tablet dan berbagai komputer lain yang menggunakan chipset dari Intel, adalah selain dapat menjalankan aplikasi Windows 8 yang telah mendukung fitur layar sentuh, perangkat-perangkat tersebut juga bisa menjalankan 4 juta aplikasi Windows desktop lainnya yang yang sudah dimiliki–serta berbagai perangkat tambahan lain seperti printer dan kamera.
Tidak ada yang suka saat dipaksa melepaskan sesuatu agar dapat menikmati keunggulan-keunggulan yang ditawarkan teknologi terbaru. Perangkat-perangkat berbasis Intel akan menghadirkan pengalaman terbaik menggunakan Windows 8 – sementara semua aplikasi dan perangkat yang telah dimiliki sebelumnya bisa tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Di dalam generasi terbaru Ultrabook
Spesifikasi Intel untuk Ultrabook terbaru yang diperkuat prosesor Intel Core generasi ketiga, menyediakan ‘resep’ tepat untuk kegiatan komputasi mobile yang lebih kaya.
* Tentang Penulis: Santhosh Viswanathan adalah Country Manager Intel Indonesia.