Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Orang Indonesia di Balik Game "Assassin's Creed"

Kompas.com - 10/12/2012, 16:19 WIB
EditorWicaksono Surya Hidayat
oik yusuf/ kompas.com Richard Bharata, karyawan Ubisoft (kiri)

KOMPAS.com — Seri video game dari Ubisoft yang kini telah mencapai judul kelima (Assassin's Creed III) dikenal sebagai permainan yang menyajikan gameplay terbuka di tengah tempat-tempat historis yang tervisualisasi dengan indah.

Dalam seri game ini pemain menjelajahi lokasi-lokasi bersejarah, seperti kota Istanbul pada zaman Ottoman, Roma dalam masa Renaissance, serta Amerika Serikat sewaktu dilanda perang saudara. Semuanya ditampilkan dengan detail lingkungan dan arsitektur yang akurat sesuai era masing-masing.

Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kerja keras yang tidak sedikit, mulai dari riset sejarah, kunjungan ke lokasi yang sesungguhnya, hingga proses pengembangan lingkungan dalam game. Nah, di sinilah Richard Wych Bharata Setiawan, seorang kelahiran Indonesia, memainkan peranannya. 

ubisoft

Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti ini menjabat sebagai Level Artist di studio besar Ubisoft di Montreal, Kanada.

Sebagai perancang lingkungan game, Richard terlibat dalam pembuatan sejumlah game dalam seri Assassin's Creed, termasuk Brotherhood dan Revelations yang merupakan ekspansi dari judul Assassin's Creed II. Dia juga turut menangani proses desain dalam seri game populer lain bikinan Ubisoft, yaitu Prince of Persia.

Dari lokal ke mancanegara

Richard tidak serta-merta melompat ke Kanada begitu lulus kuliah. Pria yang akan segera menikah dalam waktu dekat ini mengawali kariernya sebagai desainer grafis di Forhet pada 2005. Lebih kurang setahun kemudian, dia bergabung dengan Matahari Studios—sebuah pengembang game lokal—sebagai special effects artist.

"Kebetulan, saya lalu dapat informasi bahwa Ubisoft akan membuka studio di Asia Tenggara," ujar pria yang mengaku belajar mendesain obyek-obyek dalam game secara otodidak ini.

geekbox.net Salah satu setting lokasi di game Assassins Creed III

Jadilah Richard mengajukan lamaran sebagai special effects artist. Tetapi, posisi yang diinginkannya itu ternyata tidak tersedia. Richard lantas nyemplung sebagai level artist dan modeller di Ubisoft Singapura pada tahun 2008 silam. Dia adalah salah satu dari dua orang Indonesia yang tergabung dalam tim awal studio Ubisoft Singapura yang berjumlah 25 orang.

"Ketika itu ada kejadian lucu di mana saya diminta mengisi form pekerjaan. Saya diberikan laptop, tetapi keyboardnya menggunakan bahasa Perancis. Lama sekali saya mengisinya karena harus mencari huruf yang tepat satu per satu, ha-ha-ha," ujar Richard sambil tergelak ketika mengenang pengalamannya tersebut. Maklum, Ubisoft adalah perusahaan asal Perancis. Rupanya mereka lupa membawa peralatan yang cocok untuk kawasan Asia Tenggara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke