Penulis: Damien Wong*
KOMPAS.com - Hari-hari belakangan ini, hampir semua orang tahu bahwa cloud adalah salah satu tren utama yang mendorong komputansi untuk dekade ini. Menurut lembaga penelitian Forrester, pasar cloud global diperkirakan akan tumbuh dari US$40,7 miliar di 2011 menjadi lebih dari US$ 241 miliar di 2020, artinya terjadi peningkatan lebih dari 600%.
Cloud pun sudah diterima dalam percakapan sehari-hari – kita tak lagi berandai-andai soal apa itu cloud dan apa manfaatnya, kini yang dibicarakan adalah hal-hal praktis tentang cara mencapai visi cloud yang ideal itu.
Salah satu konsep yang dalam setahun belakangan banyak mendapat perhatian adalah hybrid cloud.
Sebuah layanan yang menggabungkan antara private dan public cloud, hybrid cloud adalah langkah selanjutnya saat kita berbicara soal cloud. Sebuah hybrid cloud yang dirancang dengan baik akan memungkinkan perusahaan memanfaatkan skalabilitas dan efisiensi biaya dari layanan public cloud, namun tetap mempertahankan tata kelola data, keamanan dan kendali dari sebuah layanan private cloud.
Saat dibangun dengan benar, hybrid cloud memberikan sebuah keunggulan strategis bagi bisnis dengan cara mengalihkan sumberdaya dari pengadaan TI yang terkotak-kotak ke inovasi layanan. Saat Anda melahirkan sebuah lingkungan hybrid di mana layanan yang ada saling berbicara – bukan hanya berdiri sendiri – maka Anda akan membangun sebuah jalinan layanan yang kaya dan memikat bagi pengguna, baik pelanggan, internal ataupun layanan yang bisa diakses umum.
Masa Depan itu Terbuka
Kami percaya, cara paling tepat untuk menerapkan visi ini adalah dengan hybrid cloud yang terbuka.
Apa yang dimaksud dengan Open Hybrid Cloud bukan sekadar teknologi atau spesifikasinya. Ini lebih dari sekadar rekanan yang saling mengumumkan dukungan mereka pada platform teknologi tertentu, maupun diajukannya sebuah format ke lembaga standar terbuka.
Open Hybrid Cloud merupakan sebuah visi menciptakan lingkungan cloud terbuka untuk mencapai fleksibilitas, portabilitas dan inovasi.
Kami percaya, Open Hybrid Cloud memiliki karakteristik berikut ini:
Sifatnya Open Source
Tidak mau terkunci dalam sebuah roadmap bisnis dan teknologi dari vendor TI tertentu? Jika Anda ingin memiliki kendali pada nasib TI Anda dan memiliki pengetahuan penuh pada teknologi di balik bisnis anda, jelas tak ada pilihan lain selain Open Source.
Open Source memungkinkan Anda melakukan kolaborasi dan terhubung dengan komunitas yang bergairah yang akan menjadi pendorong dan pemimpin inovasi. Inovasi yang cepat ini bisa jadi keunggulan strategis bagi perusahaan Anda.
Memiliki komunitas yang kaya, kokoh dan independen
Open Source itu tak semata-mata soal lisensi kode atau teknologinya – jantungnya adalah orang-orang yang ada di belakangnya.
Komunitas Open Source menyediakan sebuah struktur lingkungan dan jaringan yang kaya yang bisa dimanfaatkan serta diajak kerjasama oleh perusahaan. Komunitas Open Source membentuk dasar dari sebuah kolam besar pekerja TI yang memiliki keahlian, seringkali dengan ukuran lebih besar daripada mereka yang ada di lingkungan proprietary dan tertutup. Ide dari komunitas Open Source juga berkembang ke lingkungan korporasi – di mana pelanggan, rekanan dan vendor TI bekerjasama untuk melakukan inovasi dan melahirkan ide-ide untuk mengatasi tantangan bisnis yang ada dan akan datang.
Dapat dihadirkan pada infrastruktur yang Anda mau
Layanan awan adalah abstraksi dari lapisan di bawahnya: virtualisasi, storage, jaringan, dll. Tidak harus terikat pada infrastruktur teknologi dari vendor tertentu.
Faktanya, struktur terbuka itu adalah sangat penting dalam menghadirkan layanan hybrid cloud yang tangguh dan mencakup berbagai infrastruktur server fisik yang berbeda-beda, banyak platform virtualisasi dan berbagai jenis layanan public cloud.
Didasarkan pada standar terbuka yang independen dalam penerapannya
Agar memiliki fleksibilitas penuh, pendekatan pada interoperabilitas tidak seharusnya terikat pada platform tertentu saja yang dikendalikan oleh vendor tertentu.
Lebih lanjut, sebuah layanan Open Hybrid Cloud harus bisa diperluas dengan API yang juga terbuka yang tidak dikendalikan oleh vendor tertentu. Ini memungkinkan pengguna menambahkan fitur, pemasok dan teknologi dari berbagai sumber dan vendor. Kelenturan dan kemerdekaan untuk memilih adalah kunci dari Open Hybrid Cloud.
Memungkinkan portabilitas penuh ke cloud lain
Jika Anda mengembangkan aplikasi untuk satu layanan cloud, Anda harusnya tak perlu menulis ulang dengan bahasa yang berbeda atau memakai API yang berbeda saat mau memindahkannya ke layanan lain.
Sebuah framework untuk Open Hybrid Cloud akan menjamin bahwa pengujian dan kualifikasi ulang tak akan dibutuhkan setiap kali Anda ingin menghadirkan aplikasi itu ke layanan lain. Investasi yang sudah dikeluarkan untuk mengembangkan satu layanan cloud – kode, data, framework – harus bisa dipindahkan ke tempat lain, sehingga terjadi penghematan biaya.
OpenStack
Alasan-alasan di atas adalah sebabnya masa depan komputansi akan berjalan di layanan cloud yang terbuka.
Langkah awal untuk mencapai Open Hybrid Cloud sudah ada saat ini, namanya OpenStack.
Mulai hadir sejak akhir tahun lalu, tepatnya pada September 2012, di bawah asuhan lembaga nirlaba OpenStack Foundation, OpenStack merupakan komunitas global pengembang piranti lunak yang berkolaborasi dalam sebuah standar platform cloud computing terbuka untuk layanan public, private dan hybrid cloud.
Hingga saat ini, ada lebih dari 7.000 anggota individual dari 100 negara dan 850 organisasi yang berbeda, yang memberikan kontribusinya pada OpenStack, termasuk perusahaan seperti Red Hat, HP dan IBMi.
Singkatnya, cloud akan mengubah masa depan komputansi – ia terbuka dan sudah ada sekarang.
*Tentang Penulis: Damien Wong adalah General Manager, ASEAN, Red Hat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.