Penelitian yang disponsori oleh perusahaan peranti lunak keamanan McAfee ini juga mencatat, bahwa aksi kejahatan siber merusak perdagangan, daya saing, dan inovasi.
Di masa depan, kerugian akibat kejahatan ini diproyeksi mencapai 375 miliar hingga 575 miliar dollar AS.
"Kejahatan siber adalah beban atas inovasi dan memperlambat laju inovasi. Bagi negara-negara maju, kejahatan siber memiliki implikasi serius untuk pekerjaan," kata Jim Lewis, peneliti dari CSIS seperti dikutip dari Reuters.
Penelitian ini menemukan, negara dengan perekonomian besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Jerman, menanggung total kerugian 200 miliar dollar AS per tahun.
Sementara itu, kerugian yang diderita individu adalah bocornya informasi kartu kredit
Sebanyak 40 juta orang di Amerika Serikat, atau sekitar 15 persen dari populasi, mengalami kerugian lantaran informasi pribadinya dicuri oleh peretas. Di Tiongkok, ada sekitar 20 juta orang yang dicuri informasi kartu kreditnya, sementara di Jerman sekitar 16 juta orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.