Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Hasil Potret Galaxy K Zoom

Kompas.com - 09/10/2014, 08:32 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Di ujung sebaliknya, sisi tele lensa tersebut mampu menangkap detail-detail dari obyek foto yang berada di kejauhan. Perspektif yang dihasilkan pun berbeda karena efek optis.

Setting wide membuat pemisahan antara obyek di latar depan dan belakang menjadi kentara, sementara setting tele “memampatkan” semua obyek sehingga tampak seolah berada dalam focal plane yang sama.

Pengguna pun bisa leluasa melakukan framing. Ingin memfoto keseluruhan gerbang Wellington Arch atau detil patung chariot di atasnya? Menggunakan Galaxy K Zoom, kedua pilihan itu bisa dilakukan dengan sama mudahnya.

Gerbang Wellington Arch dalam cakupan wide (kiri) dan tele

Kualitas tangkapan gambar Galaxy K Zoom terlihat tajam ketika lensa berada di posisi wide dan mengalami sedikit penurunan kualitas dengan pinggiran yang sedikit soft ketika lensa berada di posisi tele maksimum.

Namun hal ini  wajar terjadi di lensa zoom dengan jangkauan serupa, bahkan yang dirancang untuk kamera DSLR mahal sekalipun. Focal length terpanjang biasanya memang merupakan salah satu titik lemah lensa zoom.

Gambar hasil tangkapan Galaxy K Zoom menampakan artifak kompresi JPEG ketika di-zoom 100 persen di layar komputer, namun hal ini pun wajar terjadi dan juga ditemukan pada smartphone dan kamera digital yang sekelas.

Natural

Bicara soal perbandingannya dengan produk lain, kamera milik Galaxy K Zoom lebih mirip dengan kamera saku digital ketimbang kamera smartphone. Sensor 20 megapixel yang tertanam di ponsel ini memiliki ukuran fisik 1/2,3 inci, penampangnya sedikit lebih luas dari sensor kamera smartphone yang biasanya dipatok sebesar 1/3 inci.

Hasil tangkapan gambarnya pun cenderung lebih natural, dengan kontras dan saturasi warna yang lebih rendah dibandingkan, misalnya, kamera ponsel seri Galaxy lain dari Samsung seperti Galaxy S5.

oik yusuf/ kompas.com Galaxy K Zoom menghasilkan warna dan kontras yang cenderung lebih natural dibandingkan kamera smartphone lain

Selain tampak lebih natural, karakter kontras dan saturasi yang lebih soft itu memungkinkan Galaxy K Zoom menangkap rentang tonal yang lebih luas dalam sebuah scene.

Area gelap pada frame lebih memunculkan detil, sementara transisi tone terlihat lebih halus. Lagi-lagi, dibandingkan dengan kamera smartphone pada umumnya karena bagaimanapun juga ia tak dapat bersaing dengan kamera ber-sensor besar macam tipe 1 inci, micro four-thirds, APS-C, apalagi full-frame.

Di dalam ruangan dan kondisi gelap, kualitas gambar Galaxy K Zoom masih bisa diandalkan, asal masih tersedia cukup cahaya untuk mencegah motion blur dan kesulitan autofokus, terutama pada setting tele mengingat bukaan variable lensa ini akan turun hingga f/6.3 pada posisi 240mm.

oik yusuf/ kompas.com Contoh hasil foto indoor (kanan) dan warna-warna yang ditangkap Galaxy K Zoom
oik yusuf/ kompas.com Hasil jepretan foto Galaxy K Zoom saat malam hari
oik yusuf/ kompas.com Contoh hasil foto Galaxy K Zoom

Bunga cahaya

Ketika dipakai malam hari atau di dalam ruangan itu, Galaxy K Zoom menunjukkan kelemahan yang sedikit mengganggu. Lensa smartphone ini ternyata sangat rentan terhadap flare.

Alhasil, seringkali muncul anomali visual seperti ghosting, streaking, hingga “pelangi” di sekeliling sumber-sumber cahaya seperti lampu. Semakin tinggi intensitas sumber cahaya, semakin “ramai” efek yang dihasilkan, hingga salah satu lampu yang menyorot ke arah kamera pada gambar di bawah seolah mejadi “bunga cahaya”.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com