Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2014, 21:08 WIB
Wicak Hidayat

Penulis

KOMPAS.com - Jika membayangkan sebuah event game dunia, muncul imaji seperti lampu-lampu neon berkelap-kelip, layar-layar besar dengan grafis tiga dimensi serta musik hingar-bingar dari berbagai penjuru.

Memang, suasana seperti itu yang diharapkan bisa muncul dari kegiatan pameran game seperti E3 atau Tokyo Game Show. Sayangnya, bersamaan dengan itu muncul citra game yang tidak semua kalangan bisa menerima dengan lapang dada.

Citra game yang gemerlap dan hingar-bingar itu kerap hanya dianggap cocok untuk usia remaja ke atas. Sedangkan anak-anak, atau orangtua yang membawa keluarganya, atau bahkan para lansia? Kelompok-kelompok ini biasanya akan merasa tersisihkan, memilih untuk melihat dari kejauhan saja.

Tapi, apakah dunia game memang harus selalu begitu? Ternyata ada sisi lain game yang mungkin belum banyak diketahui publik di Indonesia. Seperti yang ada di Essen Spiel '14.

Essen Spiel '14, atau dikenal juga sebagai Internationale Spieltage, merupakan konferensi game yang menitikberatkan pada tipe permainan table top, misalnya dari jenis board game atau card game.

Acara tahunan yang digelar di kota Essen, Jerman, ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia dan selalu menjadi rujukan bagi industri table top game. Saingannya hanya Gen Con Indy, konferensi game yang digelar di Indiana, Amerika Serikat.

Di Essen Spiel '14, Indonesia turut ambil bagian. Tak kurang dari lima judul game dipamerkan, bahkan dua di antaranya terjual habis di lokasi pameran.

Wicak Hidayat/KompasTekno
Lolly Amalia Abdullah, Direktur Kerjasama dan Fasilitasi, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan IPTEK, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kini Kementerian Pariwisata), di depan booth Indonesia di Essen Spiel '14.
Kenapa Indonesia Perlu Hadir?

Kehadiran Indonesia di Essen Spiel '14 adalah melalui kerjasama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf, kini Kementerian Pariwisata) dan Manikmaya Games, penerbit game asal Bandung.

Lolly Amalia Abdullah, Direktur Kerjasama dan Fasilitasi, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan IPTEK, Kemenparekraf, merupakan bagian dari delegasi Indonesia di Essen Spiel '14.

"Kementerian melihat boardgame sebagai bagian dari permainan interaktif (salah satu sektor industri kreatif -red.). Spieltage ini merupakan yang terbesar. Sudah saatnya Indonesia menunjukkan bahwa kita memiliki pengembang boardgame yang dapat bersaing di tingkat internasional," ujar Lolly.

Lolly pun menggarisbawahi bahwa permainan yang dibawa ke acara itu adalah permainan yang memiliki konten lokal yang kuat. "Saya yakin ini yang menjadi pembeda kita, karena sangat unik. Semuanya tentang Indonesia," kata Lolly.

Memang, pengunjung yang kebetulan mampir atau melewati booth Indonesia tampaknya cukup tertarik dengan kata Indonesia. Apalagi mereka yang datang dari Belanda, karena kebetulan Essen ini berada di wilayah yang terbilang dekat dengan Belanda.

Wicak Hidayat/KompasTekno
Seorang anak mencoba demo game Lift It! di Essen Spiel '14.
Game untuk Semua Kalangan

Essen Spiel '14, menurut Lolly, memberikan pelajaran bahwa dunia game tidak harus hanya dinikmati oleh kalangan terbatas saja. Ia menyaksikan sendiri bagaimana para pengunjung berasal dari berbagai kalangan dan rentang usia.

"Saya lihat di sini luar biasa, dari anak, orangtua, sehat, difabel, bahkan bayi pun dibawa. Mereka bermain sebagai keluarga," ujarnya kagum.

Ragam permainan yang ditampilkan di Essen '14 memang sangat luas. Mulai dari game kelas berat, seperti Russian Railroads, Murano atau Istanbul hingga permainan anak-anak seperti Feuerdrachen (Naga Api), Alien Alarm atau UFO Farmer.

Selain itu terdapat game seperti Lift It! yang menghadirkan permainan motorik mengangkat balok dengan kait yang dipasangkan pada ikat kepala. Ada pula game-game yang menghadirkan persilangan antara dunia digital dengan konvensional.

"Permainan yang ada di sini bisa menyatukan kembali ikatan keluarga. Di Indonesia, orang-orang mulai menjadi sangat individual, karena terlalu sibuk bermain gadget," kata Lolly.

Lolly berharap industri tabletop game juga akan berkembang di Indonesia, dengan lebih banyak yang memproduksi maupun memainkannya. Hal ini diharapkannya akan mengembalikan budaya kebersamaan keluarga yang sebenarnya adalah budaya Indonesia juga.

"Dulu kita bermain bersama di bawah terang bulan. Sekarang (lewat tabletop game) bisa bermain bersama juga. Ada tertawa bersama, bercanda dan bahkan untuk anak kecil ada berlatih membaca dan berhitung, serta melatih motorik karena harus memegang benda-benda," Lolly melanjutkan.

Friedhelm Merz Verlag
Suasana pameran Essen Spiel '14 di Messe Essen, Essen, Jerman, 16-19 Oktober 2014.
Terbesar

Essen Spiel '14 mencatatkan jumlah pengunjung 158.000, naik dari tahun sebelumnya 156.000. Hal ini terjadi meskipun pada dua hari terakhir acara tersebut ada mogok kereta api antar kota, yang menghambat kedatangan pengunjung dari kota-kota lain di Jerman.

Menurut keterangan dari Friedhelm Merz Verlag, penyelenggara Essen Spiel '14, gelaran kali ini adalah yang terbesar dan paling internasional selama 32 tahun penyelenggaran Essen Spieltage.

Dalam gelaran kali ini, ada 832 eksibitor, dari 41 negara. Luas area Messe Essen yang digunakan untuk gelaran kali ini mencapai 58.000 meter persegi. Ini termasuk area Hall 4 yang sebelumnya tidak digunakan untuk Essen Spiel.

Data tersebut membuat pihak penyelenggara berani menyatakan acara kali ini adalah yang terbesar yang pernah mereka adakan. Bahkan, terbesar di dunia.

Memang, semangat bermain dari Essen Spiel '14 sangat terasa. Antara mereka yang hadir pun dapat dirasakan keakraban yang terjalin, meskipun sebelumnya tidak saling kenal.

Meskipun di dalam game saling berkompetisi, tak ada pihak yang merasa perlu marah-marah dan menyalahkan saat kalah dalam permainan. Setelah permainan usai, semua tetap akrab dan mungkin justru semakin akrab.

Semangat semacam itu agaknya perlu ditularkan ke masyarakat Indonesia. Semangat positif yang muncul dari game dengan nilai positif pula. Ayo main, Indonesia!

Penulis: Wicak Hidayat adalah wartawan KompasTekno. Tulisan ini adalah bagian dari catatan perjalanannya ke Essen Spiel '14, 16-19 Oktober 2014 di Kota Essen, Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com