KOMPAS.com - Minggu lalu, program dokumenter Panorama BBC menayangkan episode investigasi keadaan buruh pabrik Pegatron di Tiongkok yang memasok komponen untuk gadget iPhone dan iPad besutan Apple.
Reporter Panorama, yang menyamar sebagai buruh, menemukan bahwa para pekerja pabrik di tempat tersebut menghadapi kondisi kerja yang memprihatinkan, mulai dipaksa bekerja selama 18 hari berturut-turut hingga tertidur di lini perakitan iPhone 6 setelah mengikuti shift selama 12 jam.
Tayangan Panorama ditanggapi dingin oleh Apple. Sebagaimana dikutip KompasTekno dari BBC, Senin (22/12/2014), Wakil Presiden Senior Kegiatan Operasional Apple Jeff Williams mengutarakan kekecewaannya terhadap program Panorama yang dinilai tidak berimbang.
“Saya ingin memberikan Anda fakta dan sudut pandang, semuanya telah kami berikan pada BBC sebelumnya, tapi tak ikut ditayangkan dalam program mereka,” tulis Williams dalam surat yang dilayangkan kepada 5.000 staf Apple di Inggris, negara asal BBC.
“Laporan panorama mengesankan bahwa Apple tidak memperbaiki kondisi kerja. Saya katakan pada Anda bahwa hal itu sama sekali tidak benar,” lanjut Williams sambil menambahkan sejumlah contoh 'perbaikan' aspek kehidupan buruh yang dilakukan oleh Apple dalam beberapa tahun terakhir.
Dia mengatakan bahwa Apple telah melacak jam kerja lebih dari sejuta pekerja yang terlibat dalam rantai produksi gadget besutannya. Menurut Wiliiams, kebanyakan rekanannya telah mematuhi batasan jumlah jam kerja buruh selama 60 jam seminggu.
Timah Indonesia
Laporan Panorama BBC turut menyoroti pekerja anak-anak yang ditemukan menggali timah di tambang liar di pulau Bangka, Indonesia. Timah hasil galian itu kemudian dipakai di produk Apple setelah disalurkan oleh smelter (pabrik peleburan timah).
William mengakui bahwa timah dari Bangka memang dipakai dalam produk Apple, tapi dia juga menyebutkan bahwa Apple tengah berupaya melakukan konsolidasi dengan perusahaan-peruahaan teknologi lain yang diwadahi Indonesian Tin Working Group.
Nantinya, diharapkan pabrik-pabrik smelter bisa lebih selektif dalam memilih sumber timah sehingga menekan jumlah penambang timah liar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.