Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operator, Jangan Buru-buru 4G LTE

Kompas.com - 23/12/2014, 11:10 WIB
Wicak Hidayat

Penulis

KOMPAS.com - Sejauh ini ketiga operator telekomunikasi terbesar Indonesia, Telkomsel, XL dan Indosat, sudah meresmikan layanan 4G LTE komersial mereka. Ketiganya melakukan itu di Desember 2014.

Meski demikian, ketiganya memiliki keunikan masing-masing saat meluncurkannya. Telkomsel yang paling pertama mau tidak mau terlihat paling siap, apalagi karena layanannya sudah dihadirkan di ibukota (Jakarta) dan Bali.

Pemilihan kedua kota itu, menurut pihak Telkomsel saat peluncurannya, adalah di lokasi yang telah diidentifikasi memiliki lalu-lintas data tinggi.

Tetapi XL Axiata juga tidak kalah lihai, operator ini bagai muncul dengan strategi 'mengepung kota' dan menghadirkan 4G LTE di Jogja, Medan serta Bogor.

Sedangkan untuk Jakarta, XL mengatakan baru merencanakan hadir di Ibukota pada 2015. Sejauh ini, XL Axiata masih ujicoba saja di Jakarta.

Nah, Indosat yang paling terakhir mengumumkan 4G LTE-nya memiliki area yang terbilang sempit. Hanya di Jakarta, dengan area dari RRI sampai Dukuh Atas.

Namun, Indosat juga berjanji akan hadir di wilayah yang lebih luas, termasuk Jogja dan Bali, dalam waktu dekat.

1800 atau 900 Mhz?

Satu hal yang rupanya dirasa mengganjal adalah digelarnya 4G LTE di 900 MHz. Seperti disampaikan CEO Indosat, Alex Rusli, 900 MHz dirasa belum optimal karena kecepatannya masih lambat. "Speed-nya lebih pelan dari 3G, malu Bos," kata Alex .

Pihak XL juga senada dengan Alex mengatakan bahwa kecepatan yang lebih akan dicapai jika 4G LTE bisa digelar dengan memanfaatkan 900 MHz bersamaan 1800 MHz, dikenal juga dengan istilah agregasi.

Tetapi, ada pendapat yang berbeda dari pihak Telkomsel. Hal ini disampaikan Juharmo, Vice President LTE Engineering Telkomsel, di sela-sela 4G LTE Carnival, yang diadakan Telkomsel di Senayan City, 19-21 Desember 2014 lalu.

Menurut Juharmo, frekuensi 900 MHz saat ini sudah teknologi netral. Sedangkan, 1800 MHz sebagai teknologi netral baru dijanjikan akan rampung di kuartal pertama 2015.

Teknologi netral artinya, pemegang lisensi frekuensi itu bisa memanfaatkannya tanpa terbatas pada teknologi tertentu, mulai dari 2G, 3G atau 4G LTE.

Secara teknis, Juharmo juga mengatakan bahwa 900 MHz memiliki jangkauan lebih luas. "Untuk membangun luas area yg sama, 900MHz hanya membutuhkan 40 sampai 50 persen jumlah site, jika dibandingkan dengan site 1800MHz," ujarnya.

Hal itu tentunya menguntungkan bagi operator karena terkait dengan investasi infrastruktur seperti menara telekomunikasi dan Base Transceiver Station (BTS).

Juharmo mengakui bahwa menggabungkan frekuensi rendah (sepeti 900 MHz) dengan frekuensi tinggi (1800 MHz) adalah ideal. Ia menegaskan hal ini bukan pilihan antara 900 MHz atau 1800 MHz, tapi keduanya harus saling mendukung.

"Low frequency band untuk coverage, sedangkan high frequency band untuk capacity," ujarnya.

Di sisi lain, ketersediaan perangkat untuk 900 MHz pun dikatakan sudah cukup banyak. Sekitar 60-70 persen perangkat LTE di Indonesia sudah mendukung frekuensi tersebut.

Soal perangkat ini juga sedikit banyak telah diakui Head of Network Planning XL Axiata, Rahmadi Mulyohartono, saat peresmian 4G LTE XL.

"Kalau untuk mencapai kecepatan 250 Mbps, handset-nya juga harus memakai yang mendukung 4G LTE kategori atau Cat-6," ujar Rahmadi waktu itu.

Jangan 'Menara Gading'

Tentunya, hal utama yang perlu jadi pertimbangan adalah kepuasan pelanggan. Sejauh ini 4G LTE baru digelar di tempat terbatas, dengan pelanggan yang bisa menikmatinya pun terbatas pula.

Seperti disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, akan tidak elok jika 4G LTE digelar terburu-buru dengan ekosistem yang belum siap benar.

Secara teoritis, 4G LTE bisa lebih cepat dengan agregasi ke 1800 MHz. Tetapi jangan sampai hal itu digelar saat perangkatnya belum siap, sehingga pada akhirnya yang menikmati hanya kalangan tertentu saja.

Jauh lebih baik jika operator telekomunikasi saat ini mempertimbangkan pemerataan akses, daripada memburu "proyek menara gading".

Satu hal yang perlu selalu ditanyakan adalah: Apakah layanan yang ada saat ini (artinya termasuk 2G dan 3G) sudah memuaskan seluruh pelanggan dan memberi manfaat maksimal pada masyarakat Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com