Yu Yongfu, CEO UCWeb yang kini menjadi Presiden of Alibaba Mobile Business pun berbagi kisah dengan Kompas.com soal akuisisi yang disebut sebagai akuisisi termahal sepanjang sejarah industri internet di negara Tirai Bambu itu.
Bertempat di Holiday Inn Hotel, Beijing, Kamis (30/4/2015), Yongfu bercerita soal perubahan yang kini terjadi pada bisnis Alibaba, kultur kerja yang disebutnya menerapkan filosofi Kung Fu, persaingannya dengan produk keluaran Amerika Serikat, hingga rencananya mengembangkan bisnis di Indonesia.
Berikut kutipan wawancaranya:
Kompas.com: Setelah UCWeb diakuisisi Alibaba, apa perbedaan yang paling terasa?
Yongfu: Ada beberapa aspek yang berbeda, Alibaba selama ini terkenal dengan e-commerce jadi setelah akuisisi mobile business, Alibaba berubah. Sekarang Alibaba tidak lagi fokus di e-commerce tapi juga sudah ke bisnis mobile, seperti browser, search engine, jadi kita konsolidasikan semua bisnis yang ada, termasuk e-commerce.
Selain itu, kami juga punya banyak sumber daya untuk berkembang dan juga teknologi, jadi kita bisa berkembang dengan lebih cepat, secara internasional. Bisnis yang kami geluti ini memang ada beberapa kategori, kita bisa gabungkan semua sumber daya yang ada dengan teknologi dan data. Hingga kini, bisnis kami melibatkan 8.000 orang, dan 80 persen di antaranya adalah untuk penelitian dan pengembangan.
Kompas.com: Apakah ada perbedaan budaya kerja setelah akuisisi itu?
Yongfu: Kita punya perbedaan dan persamaan kultur. Kultur kerja kami memasukkan nilai kesederhanaan dan keindahan seperti matahari dan teknologi. Ketika dua perusahaan bergabung, kultur itu tetap dipertahankan secara konsisten. Menurut saya, seharusnya banyak perusahaan juga tetap seperti itu, jadi saat kami merger, tidak ada perbedaan pendapat karena sudah sama-sama menerapkan kultur tadi.
Sejauh ini, setelah akuisisi oleh Alibaba, kami punya kultur seperti post senior seperti di perkuliahan. Kalau di awal kuliah, ada freshman, sophomore, junior, dan senior. Nah, jadi kita ini kayak post senior. Jadi apa yang kami terapkan di sini sekarang adalah teknologi, self driven (inisiatif untuk maju), passionate.
Ini yang kami terapkan kepada karyawan kami. Jadi seperti kalau di China seperti Kung Fu. Gerakannya tidak penting, tapi yang lebih penting adalah inti dari Kung Fu itu sendiri. Ketika menjadi Kung Fu master, Anda tidak terlalu mementingkan gerakannya tapi yang Anda lihat adalah Anda mengerti Kung Fu itu sendiri, jadi seperti mengerti inti dariKung Fu itu sendiri.
Kompas.com: Dengan nilai seperti itu, UCWeb menepis anggapan bahwa akuisisi diprediksi berujung kepada kegagalan salah? Apakah akuisisi ini membuat UCWeb lebih mudah masuk pasar internasional?
Yongfu: Ini dua hal berbeda. Pertama, sekarang ini saya menjadi bagian dari perusahaan global dan bisa mengambil keputusan besar. Sementara hal yang kedua, sebelum kami merger dengan Alibaba, kami sudah pikirkan banyak hal seperti IPO, pengguna dan teknologi, jadi setelah akuisisi, kita melakukan berbagai cara supaya menarik user kepada kami.
Sekarang menjadi lebih mudah bagi kami untuk mengembangkan jumlah pengguna baik secara domestik, mau pun internasional. Karena sekarang UCWeb sudah bisa fokus kembangkan pengguna ke jumlah yang lebih besar. Selama tahun lalu, dan triwulan terakhir, kita bisa melihat jumlah penggunanya naik tinggi. dan ini akan bisa lebih tinggi lagi.
Kompas.com: Apa rencana Anda untuk pasar Indonesia ke depan?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.