Tak Menang Kompetisi, Kisah Programer Cilik Garut Belum Selesai

Fazil, Raka dan Rafli yang tergabung dalam Steam Club Indonesia pada akhirnya harus mengakui keunggulan peserta lain. Aplikasi Buku Tamu Android yang dibuat mereka tidak dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang INAICTA kategori SD-SMP.

Meski demikian, Dewis Akbar selaku pendamping Fazil, Raka, dan Rafli mengaku tidak kecewa anak asuhnya itu gagal menjai pemenang.

"Karena kesempatan ini bukan hanya soal menang-kalah, tapi juga membuka kesempatan aplikasi buatan mereka dilihat dan diketahui banyak orang," ujar Akbar saat dijumpai KompasTekno di malam penganugerahan INAICTA 2015 di Jakarta, Rabu (9/9/2015).

Akbar mengaku saat ini sudah ada beberapa pihak yang mendekati dan menawarkan kerja sama pemaksimalan aplikasi buatan Fazil, Raka dan Rafli yang masih duduk di kelas I SMP itu.

Namun Akbar menolak untuk mengungkapkan siapa saja yang mengajak bekerja sama, karena masih dalam tahap penjajakan.

Aplikasi buku Tamu Android yang dibuat oleh Steam Club Indonesia berupaya untuk menggantikan kertas yang biasa dipakai buku tamu konvensional.

Selain itu, dengan menggunakan platform elektronik, maka pengguna tidak perlu repot menyalinnya dari kertas. Mereka juga bisa langsung memiliki detil pengisi buku tamu seperti nomor telepon dan alamat e-mail.

Bahkan, aplikasi Buku Tamu Android juga memungkinkan untuk berfoto selfie, sehingga wajah pengisi buku tamu bisa langsung dilihat.

Tentang aplikasi Saron Simulator yang dibuat oleh ketiganya di lomba INAICTA 2014 lalu, Akbar juga mengaku sudah banyak yang ingin mengadopsinya.

Saron SImulator tahun lalu berhasil menjadi aplikasi pemenang INAICTA, walau dikembangkan dengan fasilitas yang serba pas-pasan, bahkan dengan laptop pinjaman.

Selain itu, tim Steam Club Indonesia juga memiliki beberapa aplikasi lain, seperti aplikasi untuk Posyandu dan Rumah Sehat. "Kami akan terus mengembangkan ini," ujar Akbar optimis.