Bak asisten pribadi, pelbagai kebutuhan dimudahkan karenanya. Tanpa harus bergerak dari kursi, kebutuhan seperti makanan, belanjaan, hingga urusan transportasi bisadipesan lewat ponsel pintar.
Namun, dari sekian banyak aplikasi, pelayanan belanja kebutuhan lah yang paling menarik perhatian. Laporan dari MasterCard, dilansir oleh kontan.co.id (17/11/2015) menunjukkan bahwa teknologi telah menyentuh setiap transaksi di sektor ritel baik bagi konsumen ataupun pebisnis ritel.
Inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal tumbuh dan berkembangnya fenomena belanja online. Meskipun masih ada pembeli yang lebih senang berbelanja secara konservatif.
"Secara global hampir 80 persen konsumen mengklaim melakukan belanja kebutuhan sehari-hari menggunakan aplikasi di smartphone," ujar Region Head Asia Pasifik MasterCard Advisors Eric Schneider.
Laporan tersebut menurut Shneider bisa dijadikan acuan oleh para pelaku bisnis ritel agra lebih cerdas memahami tren penggunaan teknologi agar dapat meningkatkan belanjaan seara online.
"Aplikasi yang digunakan konsumen itu berguna untuk memeriksa harga, meriset sebuah produk, hingga melakukan pemesanan," sambungnya.
Di China misalnya, negara seperti yang jamak dengan teknologi, 95 persen dari seluruh konsumen di sana telah memanfaatkan aplikasi smartphone untuk berbelanja. Sebesar 94 persennya menggunakan alat belanja berbasis ritel seperti notifikasi otomatis dan melakukan pembayaran lewat mobile.
Konsumen konservatif
Padacatatan yang sama, meski kemajuan teknologi membawa dampak begitu besar pada tren belanja, konsumen konservatif belum tergerus seluruhnya. Ada sebagian konsumen masih berkunjung ke toko untuk berbelanja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.