Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 4 Raksasa Teknologi Barat yang Dicaplok Asia

Kompas.com - 12/02/2016, 10:39 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com - Berita mengejutkan datang dari Opera beberapa waktu lalu. Perusahaan asal Norwegia yang terkenal dengan produk perambannya ini dikatakan telah mendapatkan tawaran dengan nilai yang sangat menggiurkan untuk melepas 100 persen sahamnya.

Tawaran itu datang dari sebuah konsorsium yang beranggotakan dua perusahaan software asal China, yakni Kunlun dan Qihoo 360. Kedua perusahaan masih didukung lagi secara finansial oleh dua perusahaan lain bernama Gold Brick dan Yonglian.

Konsorsium tersebut berani menawarkan mahar sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16 triliun agar Opera mau diakuisisi.

Para dewan direksi dan petinggi Opera pun tergiur tawaran dengan nilai fantastis tersebut sehingga menyaraknak pemegang saham agar melepas kepemilikan Opera ke konsorsium itu.

Kesepakatan memang belum terjadi. Namun, apabila sudah tercapai, tentunya ini akan menjadi berita yang menggemparkan. Sebuah perusahaan teknologi besar dari belahan dunia Barat diakuisisi oleh perusahaan Asia.

Menariknya, jika kesepakatan itu benar terjadi, ini bukan cerita pertama soal akuisisi perusahaan Barat oleh Asia. Sebelumnya, ada beberapa contoh lain yang sudah terjadi di dunia bisnis, terutama di industri teknologi.  

Meskipun memiliki ciri-ciri yang sama, yakni menawarkan transfer uang dengan nilai besar, ada sedikit perbedaan di antara akuisisi tersebut. Ada akuisisi keseluruhan perusahaan, ada juga cerita akuisisi yang hanya satu divisi dari perusahaan tertentu.

Berikut beberapa kisah perusahaan-perusahaan Barat yang diakuisisi oleh perusahaan Asia, seperti dirangkum KompasTekno dari berbagai sumber di internet.

1. IBM

Yoga Hastyadi/Kompas.com ThinkPad X1 Yoga.

Ini, mungkin, cerita akuisisi paling menghebohkan di industri teknologi. Pada tahun 2005, perusahaan PC asal China Lenovo memutuskan untuk membeli divisi PC milik IBM bersama dengan brand ThinkPad.

Tidak keseluruhan memang, tetapi divisi PC dan brand ThinkPad sangat melekat dengan IBM kala itu sehingga transaksi tersebut dinilai mustahil terjadi. Meskipun, pada akhirnya proses akuisisi tersebut terjadi juga.

Lenovo dikatakan harus membayar 1,25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,8 triliun, jika menggunakan kurs saat ini.    

Kala membeli divisi PC IBM, Lenovo punya misi untuk menjadi produsen komputer pribadi terbesar di dunia. Suatu misi yang kala itu terdengar mustahil. Akan tetapi, delapan tahun kemudian, Lenovo berhasil membuktikan misinya menjadi "raja" dalam bisnis komputer pribadi. Salah satunya melalui ThinkPad ini.

Bagi IBM sendiri, keputusan melepas ThinkPad ini cukup tepat. Perusahaan asal Amerika Serikat ini akhirnya bisa berfokus untuk mengembangkan software, hardware (yang akhirnya dilepas juga ke Lenovo), dan solusi enterprise.

2. Motorola Mobility

Blog Motorola Motorola resmi menjadi bagian dari Lenovo

Lenovo, sang perusahaan PC asal China, memang gemar mencaplok perusahaan dari Barat. Setelah divisi PC IBM, Lenovo juga ingin mengembangkan sayapnya di dunia smartphone dengan membeli Motorola Mobility dari Google.

Pada hari Kamis, tepatnya tanggal 30 Oktober 2014, Motorola Mobility secara resmi menyatakan diri sebagai bagian dari perusahaan teknologi asal China, Lenovo.

Nilai yang harus dikeluarkan Lenovo adalah sebesar 2,91 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 triliun.

Akuisisi tersebut awalnya dianggap sebagai keputusan yang aneh. Pasalnya, Lenovo sudah memiliki pasar yang cukup kuat di dunia smartphone.

Lenovo sendiri beralasan lebih mengincar "merek dagang Motorola." Merek ini dinilai masih memiliki pasar dan daya tarik di negara maju, terutama di Amerika Serikat, tempat Motorola "dilahirkan."

3. Path

Pada hari Jumat di tanggal 29 Mei 2015, rencana Daum Kakao, sebuah perusahaan asal Korea Selatan, mengakuisisi jejaring sosial asal Amerika Serikat Path dan aplikasi pesan Path Talk diumumkan secara resmi.

Daum Kakao adalah perusahan Korea Selatan yang menyediakan sejumlah layanan digital terkait gaya hidup. Salah satu produknya yang banyak dikenal adalah instant messenger Kakao Talk.

Tidak disebutkan berapa nilai akuisisi tersebut. Daum Kakao sendiri berniat untuk mengembangkan jumlah basis penggunanya dengan akuisisi ini.

Meski Daum Kakao memiliki aplikasi obrolan yang dominan di Korea Selatan, KakaoTalk, para investor selama ini khawatir basis pengguna global KakaoTalk ketinggalan jauh dari para pesaing, seperti WhatsApp milik Facebook Inc dan Line dari Naver Corp.

Daum Kakao membeli layanan jaringan sosial Path yang, kala itu, telah memiliki 10 juta pengguna aktif, sebagian besar di Indonesia

4. Segway

VentureBeat Xiaomi bikin hoverboard bertajuk "Ninebot Mini"

Ninebot, sebuah startup robotik asal China, mengakuisisi perusahaan transportasi yang sedang naik daun asal Amerika Serikat, Segway.

Segway sendiri terkenal dengan moda roda dua unik bertenaga listrik. Segway dikendarai dan dikendalikan dengan berdiri.

Kala itu, Xiaomi, salah satu penyandang dana Ninebot, dan beberapa perusahaan turut berinvestasi dengan dana 80 juta dollar AS atau setara Rp 1 triliun dalam proses akuisisi itu.

Namun, tak dibeberkan berapa nilai akuisisi keseluruhan yang dikucurkan Ninebot.

Yang menarik, sebelum akuisisi disepakati, Ninebot dan Segway sempat terlibat ketegangan beberapa bulan lalu. Segway menuntut Ninebot ihwal hak paten. Namun, hal tersebut telah dirembukkan.

Disinyalir, akuisisi Segway juga merupakan strategi Xiaomi untuk masuk ke pasar negara-negara barat seperti AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com