KOMPAS.com - Pasaran ponsel 4G papan bawah, atau yang dijual dengan harga di bawah Rp 1 juta di Indonesia ternyata dikuasai oleh lini smartphone Andromax dari operator seluler Smartfren.
Hal itu diungkapkan oleh Marketing Communication Division Head Smartfren, Derrick Surya, di sela acara peluncuran ponsel Andromax E2+ dan Andromax A di Jakarta, Kamis (2/2/2016).
“Data terakhirnya, pangsa pasar Andromax berada di kisaran 83 persen untuk kategori ponsel 4G di bawah Rp 1 juta, per April 2016,” ungkap Derrick, mengutip data dari firma riset GFK.
Sementara segmen harga papan tengah dan atas, yakni di antara Rp 1 hingga 3 juta dan di atas Rp 3 juta, dikuasai oleh Samsung.
Grafik data GFK yang ditunjukkan oleh Derrick memperlihatkan bahwa Samsung mendominasi dengan pangsa pasar antara 40-60 persen di semua segmen harga, kecuali di bawah Rp 1 juta yang dikuasai oleh Andromax tadi.
Derrick mengaku pihaknya tak risau Andromax hanya meraja di papan bawah. Ini karena Smartfren merupakan operator seluler yang pendapatannya bukan bergantung pada penjualan hardware handset, melainkan layanan kepada konsumen.
“Kartu SIM kami juga bisa digunakan di ponsel lain, termasuk Samsung yang menjadi rekanan kerjasama strategis kami. Smartfren pada dasarnya adalah operator seluler, bukan vendor handset,” tutur Derrick.
Open Market Handset
Meski dulu memerlukan Andromax untuk mendongkrak penggunaan jaringan CDMA, Derrick mengatakan Smartfren kini tak lagi mengandalkan lini smartphone besutannya tersebut lantaran jaringan seluler 4G tak lagi membedakan antara teknologi GSM atau CDMA.
Smartfren pun menggeser peran Andromax untuk mengisi segmen pasar bawah melalui model-model berharga murah seperti Andromax A, ponsel 4G dengan harga Rp 649.000 yang diluncurkan dalam kesempatan itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.