Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita "Startup" Jasa Laundry Melenggang ke Kompetisi Dunia

Kompas.com - 25/08/2016, 17:17 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Ahlijasa baru berjalan pada Januari 2016. Mulanya mereka cuma menawarkan jasa laundry kelas premium dengan harga menengah. Seiring berjalannya waktu, Ahlijasa pun mulai merambah ke servis AC dan jasa pembersih rumah.

Sebanyak 15.000-an netizen telah menjadi pengguna Ahlijasa. Angka itu mencatat pertumbuhan rata-rata 40 persen per bulan sejak didirikan delapan bulan lalu. Tiap harinya mereka melayani sekitar 100 order dengan mengandalkan jasa 30 mitra.

Enggan ikut arus

Menggeluti bisnis rumah tangga, bukan berarti Dimas dan Jay punya hasrat besar di bidang tersebut. Dimas mengatakan hasrat dasar mereka adalah menjadi entrepreneur.

"Kami lihat industri apa saja di Indonesia. Kemudian kami cari masalahnya. Ternyata memang jasa laundry sangat banyak bermasalah. Di situ pasti peluang bisnisnya besar," Dimas menjelaskan.

Lulusan National University of Singapore itu berprinsip tak ikut arus. Jika saat ini layanan ride-sharing dan e-commerce dianggap "seksi", Dimas justru enggan terjun ke industri tersebut.

Menurut dia, startup pada dasarnya tentang siapa yang pertama. Misalnya ada startup jenis A yang sukses, ia yakin si A akan selamanya jadi raja dan tak bisa ditandingi para pengikutnya.

"Yang pertama akan menang. Makanya kami bangga mengatakan bahwa kami adalah market leader untuk bisnis ini dan kami ingin terus berkembang di industri ini," kata Dimas.

Prinsip itu diiyakan Deputi II Bidang Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Fadjar Hutomo. Usai grand final Startup World Cup, Fadjar mengatakan pada KompasTekno bahwa Bekraf berharap lebih banyak keragaman di industri startup Tanah Air.

Ia menilai saat ini banyak anak muda yang tergiur mendirikan bisnis retail karena banyak contoh suksesnya. Padahal, banyak masalah lain yang perlu solusi dari startup.

"Pada akhirnya terlihat startup mana yang berangkat dari masalah nyata dan memang ingin memberi solusi," kata Fadjar.

Melenggang ke ajang global di Silicon Valley, Dimas dan Jay mengaku lebih deg-degan karena membawa nama Indonesia. Mereka pun mulai menyiapkan mental dan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan sulit yang mungkin ditanyakan para juri di sana.

"Kami optimis dengan produk kami," ujar Jay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com