Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingkar Janji WhatsApp soal Iklan dan Facebook

Kompas.com - 29/08/2016, 09:28 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Sejak diluncurkan pada 2009 lalu, WhatsApp berhasil menjaga prinsipnya sebagai layanan "bersih". Tak ada iklan, game, stiker, kanal jualan, atau hal lain yang umumnya merecoki pengguna dalam menggunakan layanan pesan instan (chatting).

Prinsip itu mulai diragukan ketika WhatsApp diakuisisi Facebook pada 2014 lalu. Netizen curiga ada udang di balik batu atas keputusan Facebook.

Pasalnya, pendapatan utama Facebook berasal dari iklan. Dengan pertumbuhan pengguna WhatsApp yang pesat, tak menutup kemungkinan Facebook bakal memanfaatkan database layanan itu untuk kebutuhan pengiklan.

CEO WhatsApp, Jan Koum, menampik kecurigaan tersebut. Ia berjanji tak akan ada yang berubah dari layanan yang ia rintis pasca dicaplok sang raksasa jejaring sosial. Facebook dan WhatsApp, kata dia, bakal jadi dua layanan yang beroperasi sendiri-sendiri tanpa saling mengintervensi kebijakan perusahaan masing-masing.

Diduga ingkar janji

Dua tahun pasca diakuisisi, WhatsApp mulai menunjukkan gelagat ingkar janji. Layanan bernuansa hijau itu menghapus biaya berlangganan 1 dollar AS per tahun pada Januari 2016. Artinya, layanan chatting itu bisa digunakan secara cuma-cuma untuk selamanya.

Masalahya, biaya iuran itu merupakan satu-satunya pemasukan WhatsApp selama ini. Lantas, dari mana WhatsApp dapat duit jika pungutan itu dipangkas?

Pertanyaan itu kembali mengundang kecurigaan. Netizen lagi-lagi mengendus niatan Facebook memanfaatkan WhatsApp sebagai mesin penghimpun database bagi pengiklan. Apalagi pengguna aktif WhatsApp sudah menyentuh angka 990 juta atau sepuluh juta menuju 1 miliar.

Apple Insider CEO WhatsApp, Jan Koum
Koum pun angkat bicara melalui sebuah postingan di blog. Ia memaklumi kekhawatiran pengguna dan menegaskan sekali lagi bahwa WhatsApp tak bakal menghadirkan iklan pihak ketiga atau menjual data pengguna ke pengiklan.

“Orang-orang mungkin bertanya bagaimana kami menjalankan WhatsApp tanpa menarik biaya langganan, atau khawatir bahwa pengumuman ini bakal menandai kehadiran iklan pihak ketiga. Jawabannya adalah tidak akan ada iklan,” ia menuliskan.

Baca: Dibeli Facebook, WhatsApp Janji Tidak Berubah

Sebagai ganti pemasukan yang hilang, WhatsApp menyatakan bakal menjajaki kemungkinanan menawarkan sejumlah layanan berbayar untuk pengguna korporat. Intinya, WhatsApp nantinya bisa dipakai oleh entitas bisnis untuk berkomunikasi dengan pelanggan masing-masing tanpa perlu membayar biaya tambahan lain. Netizen pun kembali lega.

Benar-benar ingkar janji

Baru beberapa bulan berjanji tak bakal bersahabat dengan iklan, kini WhatsApp seakan menelan ludahnya sendiri. Dua hari lalu, Jumat (26/8/2016), ada pesan berupa pembaruan syarat pemakaian dan kebijakan privasi pada aplikasi WhatsApp.

Pertama, untuk beberapa bulan ke depan, WhatsApp akan menghadirkan fitur iklan dalam layanannya. Iklan tersebut tidak berbentuk banner, melainkan pesan broadcast dan Facebook Ads.

WhatsApp Syarat baru penggunaan WhatsApp
Kedua, WhatsApp menyebut bakal membagikan data pengguna ke Facebook. Data itu terdiri dari nomor telepon dan pola tingkah laku penggunaan aplikasi. Untungnya, pengguna bisa menolak ketentuan baru tersebut.

Baca: WhatsApp Dipastikan Bakal Dijejali Iklan

Saat mendapat pemberitahuan dari WhatsApp soal kebijakan itu, jangan serta-merta menekan "Agree". Anda bisa menekan opsi bertuliskan "Read more about the key...". Meski ukurannya dibuat lebih kecil, opsi tersebut terletak persis di bawah tombol "Agree".

Setelah menekan opsi pembacaan lebih lanjut itu, Anda bisa menghapus centang bertajuk "Share my WhatsApp account information with Facebook". Opsi tersebut memberi Anda pilihan untuk tak membagi informasi akun WhatsApp ke Facebook.

Jika Anda terlanjur menekan "Agree" sebelum membaca artikel ini, ada cara kedua yang bisa dilakukan. Anda cuma perlu masuk ke menu penyetelan aplikasi lalu tekan tab akun di bagian "Settings". Kemudian hilangkan centang di pilihan "Share my account info".

Yang harus diperhatikan, cara kedua ini hanya bisa dilakukan maksimal 30 hari sejak Facebook menampilkan pembaruan ketentuan privasi di WhatsApp. Lagi pula, menolak data diserahkan ke Facebook bukan berarti pengguna tidak akan mendapatkan iklan di WhatsApp. Pengguna tetap akan mendapat pesan iklan melalui broadcast.

Baca: Resmi, WhatsApp Serahkan Data ke Facebook

Menurut keterangan resmi WhatsApp, pembagian data pengguna ke Facebook didasarkan pada alasan kenyamanan. WhatsApp mengklaim hal itu akan membantu pengguna bertemu teman di Facebook dan mendapat iklan sesuai minat di layanan yang didirikan Mark Zuckerberg itu.

Apapun alasannya, WhatsApp sudah mengingkari dua janji. Pertama, janji bahwa WhatsApp akan tetap menjadi layanan independen yang tak bakal diintervensi Facebook dalam pengoperasiannya. Kedua, janji untuk tak menghadirkan iklan bagi pengguna.

Meski demikian, WhatsApp dan Facebook menjamin tak bakal serta-merta membagi atau menjual data pengguna ke pengiklan. Entah janji itu masih bisa dipegang atau bakal kembali diingkari. Hanya waktu yang bisa menjawab.

Baca: Cara Stop WhatsApp Serahkan Data Anda ke Facebook
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com