Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wicak Hidayat

Penulis teknologi yang saat ini terjun bebas ke dunia startup digital. Ia aktif di Code Margonda bersama komunitas lainnya di Depok. Juga berperan sebagai Tukang Jamu di sebuah usaha rintisan bernama Lab Kinetic.

kolom

Startup-mu Bukanlah Startup-mu

Kompas.com - 01/11/2016, 11:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorDeliusno

Bukan cuma itu, lanjut saya setengah protes, banyak inkubator juga tidak mau startupnya gagal. Bagaimana kalau startup itu kemudian keluar dari inkubator lantas bubar? Bagaimana kalau mereka tidak mampu bersaing di dunia bisnis yang kejam?

Anak panah kehidupan

Sama seperti anak-anak, ujarnya tenang. Jika kita memiliki anak, akan ada waktunya anak itu harus hidup sendiri. Biarkan ia bermain, jika terjatuh dan terluka, ya ia akan sakit. Kita tidak bisa selamanya mengurung anak itu dalam dekapan.

Lagi-lagi, saya teringat penggalan puisi Kahlil Gibran tadi: Engkau adalah busur asal anakmu, anak panah kehidupan, melesat pergi.

Demikianlah peran inkubator, dan mungkin juga founder, menjadi busur tempat melesatnya usaha rintisan. Melaju dengan tepat ke arah sasaran, memecahkan suatu permasalahan yang nyata.

Lalu, kata saya, bagaimana jika suatu hari usaha rintisan itu menjadi sangat besar. Ibaratnya, ia menjadi sebuah Unicorn dengan valuasi gila-gilaan? Lalu apa nasib mereka yang sudah Exit?

Teman saya kembali tersenyum. Orangtua, dari anak-anaknya, hanya bisa berharap apa? Bukankah hanya doa seorang anak yang soleh yang bisa mencapai orangtuanya di alam kubur?

Saya terhenyak. Mungkin memang demikian itu kenyataannya. Bahkan sesuatu yang dirintis dengan “keringat, darah dan air mata” pun bisa suatu hari lepas. Dan kita harus merelakannya.

Diam-diam saya jadi berdoa. Jadikanlah usaha-usaha rintisan ini memiliki manfaat bagi banyak orang, menyelesaikan masalah yang nyata, dan membawa banyak kebaikan. Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com