Prediksi, ramalan dan analisa pada dasarnya adalah upaya untuk mencari kepastian atas masa depan yang sesungguhnya selalu penuh kejutan. Bagi mereka yang ingin berjalan jauh dan lama, mengetahui apa yang akan terjadi adalah hal yang baik.
Contohnya, seorang yang mau melakukan perjalanan merambah hutan selama berminggu-minggu tentu akan lebih tenang jika tahu seperti apa perkiraan cuaca selama periode itu.
Demikian juga seorang yang sedang merintis bisnis, tentunya juga ingin tahu bakal seperti apa iklim dan ekosistem bisnisnya ke depan. Perjalanan startup bukan jalan yang singkat dan cepat, semakin banyak kepastian semakin baik.
Namun, kadang memang situasinya akan berbeda dengan prediksinya. Prakiraan cuaca bisa meleset dan bahkan prediksi yang sudah berkali-kali terbukti jitu pun bisa tidak akurat.
Lihat saja Pemilu di Amerika Serikat belum lama ini. Meninjau prediksi dan analisa, survey dan polling, asumsi terkuat adalah bahwa Hillary Clinton, calon dari kubu Demokrat, bakal menang.
Ini sudah keduakalinya berbagai prediksi yang normalnya jitu jadi meleset di negara-negara maju. Sebelumnya adalah Brexit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang tadinya diprediksi tidak akan terjadi ternyata benar-benar jadi pilihan.
Silicon Valley Merdeka?
Lalu, apa hubungannya dengan usaha rintisan? Dua kejadian itu, terutama kemenangan Trump, membangkitkan rasa khawatir di kalangan pebisnis. Bahkan sampai ada omongan California (dimotori Silicon Valley) hendak memisahkan diri dari Amerika Serikat.
(Baca: Trump Presiden AS, Silicon Valley Ingin Pisah dan Jadi Negara Sendiri)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.