Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gerry Soejatman
Praktisi dan konsultan industri aviasi

Managing Director di Communicavia, perusahaan penyedia teknologi informasi dan telekomunikasi dalam industri aviasi. Rutin mengisi kolom atau memberikan komentar di berbagai media massa internasional seputar isu di dalam industri aviasi, memiliki minat tinggi di bidang Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).

kolom

Mengapa Bengkel Pesawat Itu Penting?

Kompas.com - 04/10/2017, 08:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorReska K. Nistanto

MRO milik maskapai yang sukses telah mengatasi hal ini untuk bertahan dalam persaingan. Dulu, maskapai yang memiliki MRO biasanya adalah perusahaan milik negara, dan pada era milenium, banyak perjuangan yang harus dilakukan untuk bertahan di era persaingan yang baru ini.

Belajar dari kesalahan

Dua kasus penting dalam sejarah adalah kegagalan Sabena dan Swissair, dua maskapai legendaris yang mengalami banyak perubahan dalam revolusi digital milenium dan bangkitnya industri penerbangan berbiaya rendah.

Keduanya juga memiliki anak perusahaan MRO yang besar, dengan kemampuan yang sudah dipercaya dunia. Ketika bangkrut, Sabena diganti dengan SN Brussels Airlines, dan Swissair diganti oleh maskapai pesawat pengumpan anak perusahaannya menjadi Swiss. Namun anak perusahaan MRO Sabena dan Swissair tetap bertahan.

Sabena Technics sekarang berkembang sebagai salah satu MRO independen terbesar di
Eropa, dan kini dimiliki oleh grup TAT yang terdiri dari anak perusahaan teknik dari maskapai-maskapai Eropa lainnya yang telah bangkrut, dengan kemampuan manufaktur komponen untuk produsen pesawat terbang.

Swissair Engineering sempat di spin-off menjadi SR Technics sebelum kebangkrutan induk mereka dan SR Technics sekarang menjadi MRO global terkemuka setelah mendapatkan investasi dari Mubadala. SR Technics memiliki kemitraan berkelanjutan dengan GMF AeroAsia milik Garuda Indonesia dalam hal penyediaan komponen di regional.

Benahi komunikasi

Sementara ini, kita bisa berbangga bahwa GMF AeroAsia adalah MRO terbesar ke-13 di dunia
yang bukan merupakan anak perusahaan pabrik rangka atau mesin pesawat, kita juga harus
menyadari bahwa sektor MRO di Indonesia masih terlalu kecil untuk ukuran negara ini. Jika kita melihat Singapura, mereka adalah pusat MRO di Asia Tenggara, bahkan Asia secara keseluruhan.

MRO Indonesia hanya dapat melayani kurang dari separuh kebutuhan perawatan pesawat di
Indonesia, sehingga masih banyak sekali ruang untuk tumbuh dan berkembang. Mendukung ekspansi MRO Indonesia sangatlah penting jika kita ingin industri penerbangan kita
tetap tumbuh.

Prediktabilitas dan keandalan layanan penerbangan yang baik memerlukan sektor MRO yang sehat dan juga perkembangan ekosistem teknik pesawat yang terdiri dari MRO berkapasitas kecil maupun besar.

Pertanyaannya adalah, berapa banyak MRO Indonesia yang secara aktif berinovasi serta
mengembangkan bisnis mereka, dan apakah transformasi tersebut berhasil dikomunikasikan?

Saya merasa sangat sedih karena ada banyak harta karun terkubur dan tidak diketahui dalam
industri MRO Indonesia seperti kemampuan manufaktur suku cadang, modifikasi struktur
pesawat terbang, konversi pesawat penumpang menjadi pesawat kargo, yang tidak
dikomunikasikan dengan baik ke pasar, apalagi publik.

Kalau industri MRO ini tidak membenahi komunikasi transformasi bisnis mereka, maka mereka akan akan terus dipandang sebelah mata dalam sektor aviasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com