Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dominasi Mark Zuckerberg Jadi Penyebab Pendiri Instagram Mundur?

Kompas.com - 26/09/2018, 13:52 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hengkangnya dua pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger meninggalkan pertanyaan tentang apa alasan sebenarnya mereka meninggalkan perusahaan raksasa Facebook Inc.

Rumor dari internal Facebook menyebut jika keduanya sudah merencanakan pengunduran diri berbulan-bulan sebelumnya. Meski tidak mengungkapkannya secara gamblang, beberapa pihak menduga penyebab utamanya adalah kuasa sang bos besar Facebook, Mark Zuckerberg.

Sejak diakuisi Facebook pada 9 April 2012 lalu, Facebook sepakat jika Instagram bisa bekerja secara independen. Hubungan Systrom dan Zuckerberg pun dikatakan baik-baik saja saat itu. Namun keadaan mulai berubah sejak rotasi manajemen Facebook pada Mei 2018 lalu.

Sumber dalam melaporkan kepada Tech Crunch, setelah Adam Mosseri menggantikan Kevin Weil sebagai Vice President Product Facebook, posisi Systrom semakin terdesak. Adam yang disebut sebagai orang dekat sekaligus loyalis Zuckerberg, banyak mengambil langkah inisifatif untuk Instagram.

Sumber lain yang dilaporkan Recode menyebut jika alasan Systrom dan Krieger mundur adalah karena frustrasi dan pergolakan dengan Zuckerberg yang kian ikut campur untuk mengontrol Instagram.

Zuckerberg Terlalu Banyak Mengontrol

Secara teknis, Systrom memang memangku jabatan sebagai CEO Instagram. Namun dalam kenyataannya, Zuckerberg lah yang lebih banyak memegang kendali Facebook Inc, termasuk Instagram.

Sebab, gelar CEO tidak hanya sekadar menelurkan produk, namun menjalankannya sebaik mungkin, memikirkan model bisnis - yang dalam hal ini adalah iklan - serta meluaskan bisnis yang berjalan.

Baca juga: 2 Pendiri Instagram Resmi Mundur, Ini Alasan Mereka

Salah satu contoh kontrol Zuckerberg atas Instagram adalah perdebatan fitur berbagi postingan di Facebook dan Instagram. Kevin disebut ingin tetap mempertahankan fitur sharing di Instagram saja.

Namun, Zuckerberg ingin semua konten produk Instagram ikut muncul di Facebook. Systrom dan Zukcerberg diketahui sempat berdebat saat itu. Akhirnya, Zukcerberg memutuskan untuk menarik semua tautan Instagram dari Facebook.

Memang, Zukcerberg sempat mengucapkan salam perpisahan untuk dua koleganya yang resmi mengundurkan diri dari Instagram.

"Kevin dan Mike adalah pemimpin produk yang luar biasa dan Instagram merefleksikan kombinasi kreativitas talenta mereka," begitu ujar Zuckerberg.

Sebutan "pemimpin produk yang luar biasa" yang dilontarkan Zukcerberg dalam salamnya diangap beberapa pihak sebagai peneguhan posisi Zuckerberg sebagai "CEO yng sebenarnya".

Monetisasi Instagram yang dikontrol Facebook

Instagram tak hanya menjadi sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang populer. Platform tersebut mulai menjelma untuk ladang bisnis dan sumber monetisasi Facebook yang perlahan mulai ditinggalkan penggunanya.

Salah satu sumber monetisasi paling kuat saat ini bisa dikatakan berasal dari Instagram Story, produk kolaborasi antara Systrom dan Facebook.

Baca juga: 2 Pendiri Instagram Resmi Mundur, Ini Alasan Mereka

Saat peluncuran, Systrom mengakui jika fitur tersebut menduplikasi dari fitur populer Snapchat. Namun Zuckerberg dan Systrom mencoba mereka ulang fitur tersebut agar lebih dekat dengan pengguna, sebagai saluran untuk mengungkapkan ekspresi diri.

Kevin Systrom (kanan) dan Mike Krieger (kiri) berdiri di tengah-tengah pegawai InstagramInstagram Kevin Systrom (kanan) dan Mike Krieger (kiri) berdiri di tengah-tengah pegawai Instagram
Dilansir KompasTekno dari Gizmodo, Rabu (26/9/2018), awalnya Krieger dan Systrom enggan membuat produk yang sama dengan Snapchat. Namun Zuckerberg secara personal meminta mereka untuk membuat Instagram Story.

Sumber dalam mengatakan jika Zuckerberg khawatir, seandainya Instagram tidak mengubah produknya, seperti mebuat Story mirip Snapchat, akan kehilangnan pengguna milenialnya.

Namun perwakilan Instagram menyebut jika inisiasi itu bukan dibuat karena tekanan internal. Setahun diluncurkan kesusksesan Instagram Stroy sudah terlihat dan berkembang lebih pesat. Semakin hari orang-orang sering membuka Instagram sekadar untuk mengecek Stroy akun yang diikuti, ketimbang menggulir feed hingga ke dasar.

Beragam fitur juga sering ditambahkan untuk menunjang kreativitas pengguna. Kesusksesan Instagram Story tentu menguntungkan monetisasi Facebook, di mana mulai banyak pengiklan yang memanfaatkan Story untuk promosi.

Dari sisi investasi, model bisnis Facebook juga menguntungkan pengiklan, di mana cukup satu pintu saja, mereka sudah bisa mempromosikan produknya di platform Instagram dan Facebook. Hal itu menjadi kabar baik bagi keungtungan total Facebook Inc.

Melihat adopsi Story yang melejit, Systrom dengan cermat paham jika konsumsi video semakin digemari pengguna Instagram. Dari situlah muncul ide untuk membuat IGTV, mengambil format Instagram Story namun dengan durasi lebih panjang.

Meski saat ini, adopsi IGTV masih terbilang rendah. Di Amerika Serikat, aplikasi IGTV baru diunduh 2,5 juta di platform iOS, menurut laporan daro Sensor Tower. Sementara laporan yang sama mengungkapkan penurunan 94 persen dalam instalasi aplikasi mingguan di Android.

Meski sukses dalam monetisasi, namun Systrom dan Krieger tetap tidak bisa sepenuhnya mengontrol monetisasi tersebut. Semua kontrol monetisasi berada di bawah Facebook, termasuk masalah-masalah yang menyertainya, seperti penggunaan data pengguna.

Sebab, Facebook telah bertahun-tahun membangun iklan di News Feed. bukan sekadar sistem display atau penargetannya saja, tapi juga seluruh sistem back-end untuk pengiklan, koneksi dengan sumber data non-Facebook, hubungan dengan konsumen iklan, dan lain-lain.

Baca juga: Pesan Perpisahan Zuckerberg kepada Dua Pendiri Instagram

Instagram hanya cukup menggunakan fasilitas yang sudah dibangun tersebut untuk mendongkrak keuntungan iklan. Facebook juga yang menyuguhkan solusi atas masalah yang menyertai monetisasi.

Mungkin, dengan melepaskan Instagram untuk dikembangkan Facebook sepenuhnya, akan membebaskan Systrom dan Krieger untuk fokus ke produk baru suatu saat nanti. Namun secara bersamaan, hal tersebut juga menguatkan posisi Zuckerberg sebagai CEO yang sebenarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com