Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Microsoft Gratiskan 60.000 Paten demi Linux

Kompas.com - 11/10/2018, 19:05 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber ZDNet

KOMPAS.com - Setelah sempat melancarkan perang paten terhadap sistem operasi mobile Android yang berbasis Linux, Microsoft mendadak berbalik arah dengan bergabung ke komunitas Open Invention Network (OIN).

Sekitar 60.000 paten teknologinya ikut dibawa dan dibebaskan dari royalti untuk cross-licensing sesama anggota komunitas OIN, yang jumlahnya mencapai hampir 2.700 perusahaan, termasuk Google dan IBM.

CEO OIN, Keith Bergelt menyambut baik keputusan Microsoft untuk bergabung. “Ini mencakup semua (paten) terkait yang dimiliki Microsoft, termasuk semua hal berkaitan dengan teknologi open source lama seperti Android, kernel Linux, dan OpenStack,” ujar Bergelt.

“Termasuk juga teknologi yang lebih baru seperti LG Energy dan HyperLedger, berikut versi terdahulu dan selanjutnya,” lanjut dia, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari ZDNet, Kamis (11/10/2018).

Dengan kata lain, Microsoft tak bakal lagi menarik royalti dari paten-paten teknologinya yang digunakan oleh Linux dan sistem operasi mobile Android yang berbasis sistem tersebut, misalnya terkait file sistem FAT 32 Windows yang banyak dipakai.

Langkah ini terbilang mengejutkan, karena Microsoft sebelumnya dikenal gigih mempertahankan dan menarik royalti dari paten-paten teknologi yang dimilikinya.

Pada 2014 misalnya, Microsoft mendulang pendapatan 3,4 miliar dollar AS dari paten-patennya yang digunakan oleh sistem operasi dan perangkat Android. Dari salah satu pabrikan saja, Samsung, Microsoft diketahui menarik biaya lisensi 1 miliar dollar AS pada 2013.

Beralih mendukung open source

Dengan membuat 60.000 patennya bebas royalti, Microsoft pun tak lagi menarik biaya lisensi dari penggunaan puluhan ribu properti intelektual tersebut. Padahal jumlahnya bisa sangat besar seperti tersebut di atas.

Baca juga: Pernah Disebut Kanker, Linux Akhirnya Didukung Microsoft

“Kami menyadari bahwa keputusan Microsoft bergabung dengan OIN mungkin mengejutkan buat beberapa pihak. Bukan rahasia bahwa Microsoft bersinggungan dengan komunitas open-source terkait masalah paten di masa lalu,” tulis Corporate VP Microsoft, Erich Andersen dalam sebuah posting di situs perusahaan.

Dia meyakinkan bahwa Microsoft kini telah beralih mendukung open-source. Kata-kata Andersen diamini oleh Executive Vice President Microsoft, Scott Guthrie.

“Kami ingin melindungi proyek-proyek open-source dari gugatan hukum terkait properti intelektual, jadi kami membuka portofolio paten kami ke OIN,” ujar Guthrie dalam sebuah wawancara.

Menurut Andersen, dukungan open-source pada akhirnya akan menguntungkan Microsoft dan industri secara keseluruhan, dengan tidak membatasi developer kepada pilhan berdasarkan platform, misalnya Windows versus Linux, atau .NET versus Java.

“Mereka (developer) ingin menerapkan teknologi di perangkat apa pun, untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” ujar Andersen.

Sudah sejak lama

Tanda-tanda dukungan Microsoft terhadap open-source sebenarnya sudah terendus sejak lama. Pada 2014, perusahaan yang bermarkas di Redmond tersebut membuka developer framework .NET.

Baca juga: 10 Fakta di Balik Akuisisi GitHub oleh Microsoft

Lalu, pada pertengahan tahun ini, Microsoft mengumumkan akuisisi Github, layanan code repository online yang banyak digunakan oleh developer, untuk menyimpan kode software mereka dan dikenal bersahabat terhadap komunitas open-source.

Microsoft memiliki 20.000 karyawan di GitHub, berikut 2.000 proyek open-source. “Kami adalah pendukung proyek open-source terbesar di dunia,” ujar Guthrie.

Terakhir, pada awal bulan ini, Microsoft bergabung dengan LOT Network, sebuah komunitas non-profit yang bertujuan melindungi anggotanya dari gugatan hukum oleh patent troll (pihak yang menyalahgunakan kepemilikan paten untuk memeras pihak lain yang dianggap melanggar paten tersebut).

“Lewat partisipasinya di OIN, Microsoft terang-terangan mengakui pentingnya software open source untuk perkembangannya di masa depan,” sebut CEO OIN Keith Bergelt.

OIN sendiri antara lain didirikan oleh IBM dan Red Hat pada 2005 sebagai “pool” untuk mengumpulkan paten, di mana para anggotanya saling melisensikan (cross-licensing) paten, agar menghindari sengketa hukum terkait properti intelektual tersebut.

Tujuan awal pendirian OIN adalah melindungi komunitas open-source Linux dari gugatan hukum atas pemakaian teknologi yang dipatenkan. Kini OIN telah ikut mencakup teknologi-teknologi open source dalam cakupan lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com