Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Ungkap Tingkat Kerumunan Masyarakat Indonesia Selama Pandemi

Kompas.com - 25/02/2021, 17:10 WIB
Conney Stephanie,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak pada perubahan pola hidup masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari segala aktivitas yang dilakukan di berbagai bidang seperti pendidikan, perkantoran, tempat ibadah, sarana rekreasi atau hiburan, dan lain sebagainya.

Kini, masa adaptasi kebiasaan baru mulai diimplementasikan. Protokol kesehatan yang berlaku juga menjadi pedoman masyarakat khususnya bagi mereka yang menjalani rutinitas di luar ruangan.

Meski begitu, menurut laporan terbaru yang dirilis oleh Google berjudul "Covid-19 Community Mobility Report", sebagian besar orang Indonesia masih memilih untuk tetap berdiam diri di rumah selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Dalam hasil riset tersebut, Google juga menyajikan data tingkat kerumunan di sejumlah wilayah di Indonesia, lengkap dengan rincian persentase di wilayah tersebut.

Riset ini dilakukan pada awal 2021, tepatnya 10 Januari hingga 21 Februari lalu.

Baca juga: 2020, Orang Lebih Banyak Cari Info Virus Corona daripada Cuaca di Google

Tingkat kerumunan ini dibagi menjadi enam kategori, yakni tempat umum dan rekreasi, pusat grosir dan apotek, taman bermain dan sejenisnya, stasiun dan terminal, kawasan bisnis, serta pemukiman.

Tingkat kerumunan masyarakat Indonesia berdasarkan laporan GoogleGoogle Tingkat kerumunan masyarakat Indonesia berdasarkan laporan Google
Riset tersebut menunjukkan bahwa pergerakan masyarakat di bidang retail dan rekreasi, data menunjukkan adanya penurunan sebanyak 23 persen dari kondisi normal.

Berikutnya, dari segi mobilitas belanja masyarakat, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun belanja obat-obatan dan kebutuhan medis, terpantau mengalami penurunan sebanyak 5 persen dari kondisi normal.

Kunjungan masyarakat ke sejumlah tempat terbuka yang bersifat umum juga mengalami penurunan. Menurut hasil riset Google, angka penurunannya mencapai 23 persen.

Tingkat kerumunan masyarakat Indonesia berdasarkan laporan GoogleGoogle Tingkat kerumunan masyarakat Indonesia berdasarkan laporan Google
Selanjutnya yaitu pergerakan masyarakat dalam menggunakan transportasi publik. Untuk aspek ini, penurunan terjadi paling tinggi yaitu mencapai 38 persen.

Mobilitas masyarakat di tempat kerja juga dilaporkan mengalami penurunan, namun, tidak begitu signifikan. Penurunan itu hanya berkisar 15 persen dari kondisi biasanya.

Baca juga: Ini yang Dicari Netizen Indonesia di Google Selama Pandemi

Sejalan dengan berkurunganya mobilitas di luar ruman, tingkat kerumunan di wilayah pemukiman meningkat hingga 5 persen. Artinya, masyarakat memang lebih banyak beraktivitas di dalam rumah dibandingkan harus bepergian.

Masih memilih diam di rumah

Secara garis besar, tingkat kerumunan di wilayah pemukiman di 34 provinsi Indonesia, 19 di antaranya mengalami peningkatan alias lebih ramai dibandingkan hari biasa (baseline). Kisaran peningkatan yang dicatat berkisar di angka 2 hingga 8 persen.

Di wilayah DKI Jakarta sendiri, Google mengklaim area pemukiman lebih ramai 7 persen dibanding hari normal. Sebaliknya, kategori tempat keramaian lain menunjukkan tren penurunan, seperti stasiun atau terminal yang lebih sepi 38 persen dibanding hari biasa.

Tingkat kerumunan di wilayah DKI Jakarta berdasarkan laporan GoogleGoogle Tingkat kerumunan di wilayah DKI Jakarta berdasarkan laporan Google
Begitu juga dengan kategori tempat umum dan rekreasi, pusat perbelanjaan, taman, serta area bisnis dengan masing-masing penurunan mencapai 35 persen, 12 persen, 57 persen, dan 17 persen.

Jika dilihat secara persentase, penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan di pusat perbelanjaan. Hal itu mengingat bahwa sembako dan obat-obatan saat ini merupakan kebutuhan dasar yang menjadi prioritas banyak orang di masa pandemi.

Masyarakat pun masih banyak yang pergi ke pasar swalayan, toko sembako, pasar tradisional, dan juga apotek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain Jakarta, beberapa provinsi lainnya seperti Bali, Jawa Barat, Banten, Lampung, Yogyakarta, hingga Sulawesi Selatan juga menunjukkan tren kerumunan di wilayah pemukiman yang serupa dengan DKI Jakarta.

Angka peningkatannya masing-masing yaitu 8 persen, 7 persen, 7 persen, 6 persen, dan 6 persen.

Sebagai informasi, data tingkat kerumunan ini diperoleh berdasarkan sejumlah pengguna anonim yang menyalakan fitur "Location History" di perangkat Android mereka.

Baca juga: 7 Perusahaan Teknologi yang Untung Besar saat Pandemi

Data ini sendiri menunjukkan grafik tingkat kerumunan selama periode beberapa minggu terakhir (10 Januari - 21 Februari), dan dijanjikan akan diperbarui secara berkala.

Google mengklaim bahwa pihaknya tidak mengambil data pribadi penggunanya. Sebab, mekanisme pengumpulan data disebut mirip dengan apa yang sudah mereka terapkan di beragam aplikasi bikinannya, salah satunya Google Maps.

Adapun fitur Location History tadi memang mati secara default, dan bisa diaktifkan atau dinon-aktifkan melalui pengaturan di halaman akun Google. Artinya, fitur tersebut tak akan menyala tanpa persetujuan dari pengguna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com