Namun, ia tidak bisa memastikan hal tersebut lantaran perusahaan asal China ini bisa saja sengaja membuat strategi semacam itu untuk khusus untuk merek Poco, di mana strategi harga murah dipakai untuk merusak standar pasar.
Baca juga: Harga Sama Rp 3,5 Juta, Ini Beda Poco X3 NFC dan Poco X3 Pro
"Mematikan (produk Xiaomi lain) mungkin iya, tapi saya kira mereka sadar akan risiko ini dan mungkin saja ini bagian dari strategi produk dan marketing mereka," kata Tira.
Tidak hanya harga, faktor distribusi dan ketersediaan, lanjut Tira, juga sama pentingnya supaya konsumen bisa meminang kedua ponsel Poco terbaru tadi dengan harga sebenar-benarnya.
Pasalnya, Xiaomi saat ini dikenal sebagai vendor yang menjual smartphone dengan harga murah tetapi tidak bisa didapatkan di pasaran. Walhasil, ponsel tersebut kerap dijuluki barang "gaib".
Baca juga: Sistem Flash Sale dan Otomatis COD di Balik Insiden Penjualan Poco M3
Hal ini sempat terjadi di beberapa penjualan perdana ponsel Poco di Indonesia, salah satunya adalah Poco M3 yang meluncur akhir Januari lalu.
Penjualan pertama (first sale) Poco M3 bahkan sempat diwarnai dengan drama lantaran sejumlah transaksi konsumen dibatalkan sepihak dengan alasan adanya tindak kecurangan.
Kejadian ini lantas menjadi gambaran bagaimana strategi distribusi yang diungkap Tira tadi harus dibarengi dengan strategi harga murah.
"Pada akhirnya kembali lagi, buat apa harga murah spesifikasi tinggi tapi (ponselnya) gaib?," pungkas Tira.
Berbeda dengan Tira (tangan belang), reviewer gadget lainnya, Hadi Gunawan mengatakan bahwa Xiaomi menciptakan standar baru industri smartphone Android Tanah Air.
"Ini adalah untuk pertama kalinya di Indonesia sebuah ponsel resmi dengan SoC Snapdragon seri 800 baru, punya banderol harga Rp 3 jutaan," ujar pemilik kanal YouTube GadgetGaul itu kepada KompasTekno, Rabu (21/4/2021).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.