Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan untuk Tidak Menaruh Ponsel di Kasur saat Tidur

Kompas.com - 09/08/2021, 14:31 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Itu artinya, sebenarnya radiasi yang dipancarkan dari ponsel tidak menyebabkan kanker pada manusia.

Namun, NCI mencatat, penggunaan ponsel secara masif dan luas seperti sekarang ini tak menutup kemungkinan berpeluang meningkatkan sidikit risiko kanker pada pengguna. Kendati demikian, hal ini juga masih harus dikonfirmasi dengan berbagai penelitian.

NCI mengatakan, tubuh manusia memang bisa menyerap energi dari perangkat yang memancarkan radiasi frekuensi radio, seperti pada ponsel. Namun efek yang dihasilkan pun belum banyak diketahui.

"Satu-satunya efek biologis yang diakui secara konsisten dari penyerapan radiasi frekuensi radio pada manusia yang mungkin ditemui masyarakat umum adalah pemanasan pada area tubuh tempat ponsel dipegang (misalnya, telinga dan kepala)," tulis NCI.

Baca juga: Daftar Ponsel dengan Radiasi Rendah, Samsung Dominan

Sebagaimana dihimpun dari Pulse, menaruh ponsel di dekat kepala dalam jangka waktu yang lama juga bisa menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, dan masalah kesehatan lainnya.

3. Risiko kemandulan

Alasan ketika untuk tidak lagi tidur sambil taruh HP di kasur ialah karena adanya risiko yang menyebabkan ketidaksuburan atau kemandulan pada pria.

Dalam penelitian terpisah, radiasi yang dipancarkan oleh smartphone ini ternyata bisa mengakibatkan penurunan kualitas sperma. Hal ini kemudian meningkatkan risiko kemandulan pada pria.

Hal ini terungkap dalam penelitian berjudul The Influence of Direct Mobile Phone Radiation on Sperm Quality yang dilakukan oleh Igor Gorpinchenko dkk pada 2014 lalu.

Para peneliti mengambil sampel sprema dari 32 pria sehat. Lalu sampel tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu A dan B, dengan jumlah yang sama rata.

Baik sperma dari kelompok A dan B diinkubasi selama 5 jam di dalam termostat. Namun bedanya, sperma kelompok B diberikan perlakuan tambahan, berupa adanya ponsel dalam keadaan standby atau menyala yang diletakkan di dekat termostat.

Hasilnya, kelompok B memiliki jumlah spermatozoa dengan gerakan progresif yang lebih sedikit, ketimbang kelompok A yang tidak diinkubasi dengan ponsel dalam keadaan standby.

"Jumlah spermatozoa gerakan non-progresif lebih tinggi secara signifikan pada kelompok yang dipengaruhi oleh radiasi ponsel. Fragmentasi DNA juga secara signifikan lebih tinggi pada kelompok ini," tulis Gorpinchenko dkk.

Para peneliti berkesimpulan, ada korelasi antara paparan radiasi dari smartphone, terhadap tingkat DNA-fragmentasi dan penurunan motilitas sperma.

Motilitas sendiri adalah kemampuan sperma untuk bergerak secara efisien untuk membuahi sel telur dan menghasilkan kehamilan yang sukses. Salah satunya diitandai dengan adanya spermatozoa gerakan progresif.

Baca juga: 8 Cara Mengurangi Dampak Buruk Radiasi Ponsel

Bila banyak spermatozoa gerakan non-progresif ini meningkatkan risiko masalah kesuburan pada pria.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com