Sedangkan kategori facial care, beverages (carbonated, liquid milk, dan health drink) dan rokok mencatatakan belanja iklan yang lebih besar di saluran media non-medsos.
Sementara online service dan telco adalah kategori yang memiliki belanja iklan paling besar di keduanya, baik saluran media sosial maupun non-media sosial.
Namun, Nielsen tidak mengungkap angka belanja iklan untuk masing-masing kategori itu di saluran media sosial. Hellen mengatakan bahwa ada lebih dari 300.000 iklan kreatif yang tayang dalam tiga media sosial tersebut, selama bulan Desember 2021 saja.
"Ini menggambarkan seberapa cair dan pentingnya kreatif iklan di digital,” kata Hellen.
Baca juga: Pendapatan YouTube Lampaui Netflix berkat Iklan
Nielsen sendiri baru pada 2022 ini ikut memantau belanja iklan di media sosial melalui layanan Nielsen Digital Ad Interl.
Sebelumnya, Digital Ad Intel yang merupakan layanan pengukuran belanja iklan Nielsen, hanya memantau belanja iklan di Top 200 situs di Indonesia, termasuk 27 channel Youtube dengan trafik yang tinggi.
Baru, sejak Januari 2022, Nielsen menambah tipe media digital yang dimonitor dengan mulai memantau biaya iklan di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.
Ke depannya, Nielsen juga akan memonitor belanja iklan di saluran Google Engine Ads, Snapchat, bahkan TikTok.
"Dengan memperluas cakupan, kami yakin Nielsen bisa memberikan sejauh apa tolak ukur efektivitas iklan digital yang lebih komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasar sebenarnya,” kata Hellen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.