Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nokia dan Ericsson Angkat Kaki dari Rusia

Kompas.com - 01/09/2022, 07:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber GizChina

KOMPAS.com - Buntut invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu, sejumlah perusahaan memilih angkat kaki atau berhenti beroperasi di Rusia. Sebut saja seperti Apple, Disney, Ford, Boeing, dan lainnya.

Kini, dua produsen peralatan jaringan telekomunikasi Nokia dan Ericsson juga melakukan hal serupa. Keduanya dilaporkan mulai mengurangi aktivitas bisnisnya di Rusia dalam beberapa bulan ke depan.

Nokia memutuskan untuk angkat kaki sepenuhnya dari Rusia. Rencananya, perusahaan asal Finlandia itu bakal menghentikan seluruh kegiatan bisnisnya pada akhir tahun 2022 ini.

Baca juga: Mark Zuckerberg Dilarang Masuk ke Rusia Selamanya

"Pada akhir tahun, sebagian besar karyawan kami di Rusia akan pindah dari Nokia, dan kami telah mengosongkan semua kantor kami," kata juru bicara Nokia.

Nokia disebut memiliki sekitar 2.000 karyawan di Negeri Beruang Merah itu. Setelah kantor di Rusia tutup, beberapa karyawan tersebut akan ditawari untuk bekerja di cabang lain.

Juru bicara menambahkan bahwa Nokia masih akan tetap berada di Rusia hingga penutupan operasional secara hukum selesai. Selain itu, Nokia juga masih memiliki pekerjaan rumah alias "PR" terkait dengan pemeliharaan jaringan kritis miliknya di Rusia.

Sebelumnya, Nokia mengatakan bahwa pangsa pasar Nokia di Rusia tidaklah besar. Angkanya tidak lebih dari 2 persen. Dengan demikian, Nokia mengatakan bahwa keputusan perusahannya angkat kaki dari pasar Rusia ini tidak akan berdampak besar bagi perusahaan.

Ericsson tangguhkan operasional tanpa batas waktu

Berbeda dengan Nokia, Ericsson memilih untuk menangguhkan operasional perusahaannya di Rusia tanpa batas waktu, alih-alih sepenuhnya hengkang dari Rusia.

Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Industri Teknologi Global

Akibat penangguhan operasional ini, Ericsson mengaku bakal menjamin keuangan karyawannya yang terdampak. Perusahaan asal Swedia ini dilaporkan telah memberlakukan kebijakan cuti berbayar kepada sekitar 400 karyawannya di China.

Selama kuartal pertama 2022, Ericsson disebut harus menggelontorkan sekitar 95 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun akibat kebijakan penangguhan operasionalnya itu.

Belum diketahui bagaimana nasib karyawan Ericsson seterusnya. Namun, koran harian Rusia, Kommersant, melaporkan bahwa beberapa karyawan Ericsson bakal dimutasi ke perusahaan baru yang didirikan oleh salah satu petinggi Ericsson di Rusia.

Setelah Ericsson dan Nokia sepenuhnya menarik diri dari Rusia, operator seluler negara itu macam MTS dan Tele2, akan lebih bergantung pada perusahaan China seperti Huawei dan ZTE, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari GizChina, Kamis (1/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com