Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal OpenAI, Perusahaan di Balik ChatGPT yang Elon Musk Pernah Ikut Terlibat

Kompas.com - 13/02/2023, 10:30 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai program artificial intelligence (AI) berbasis pemodelan bahasa (language model), nama ChatGPT kian melambung sejak pertama dirilis pada 30 November 2022. Saat dirilis, banyak pengguna yang takjub dengan kemampuan ChatGPT.

Program tersebut dapat memberikan tanggapan di luar ekspektasi pengguna kala itu. ChatGPT bisa bercakap dengan pengguna layaknya obrolan sesama manusia. ChatGPT bisa membuatkan lagu, kode pemrograman, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Microsoft Umumkan Bing Versi Baru dengan Chatbot AI Mirip ChatGPT

Dengan kemampuan itu, nama OpenAI sebagai perusahaan yang mengembangkan ChatGPT pun ikut melambung. Bahkan, Microsoft dilaporkan bakal berinvestasi sebesar 10 miliar dollar AS (sekitar Rp 151 triliun) pada OpenAI.

Investasi ditujukan supaya Microsoft dapat menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan kemampuan mesin pencariannya, Bing, serta produk Microsoft Office. Terbaru, Bing diumumkan Microsoft resmi didukung oleh ChatGPT dari OpenAI.

Sebelum seterkenal ini, OpenAI telah menghadapi tantangan berat pada isu keakuratan dan respons negatif atau berbahaya dari produk AI buatannya. Pada masa awal berdiri, OpenAI tidak didirikan oleh satu orang saja.

Tetapi, OpenAI merupakan proyek bersama, yang mana Elon Musk, bos Tesla dan SpaceX, pernah ikut terlibat dalam mendirikan. Lantas, bagaimana perjalanan OpenAI dan produknya hingga bisa seterkenal sekarang? Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah riwayat OpenAI.

Profil OpenAI dan keterlibatan Elon Musk di dalamnya

OpenAI merupakan perusahaan yang bermarkas di San Fransico, California, Amerika Serikat. Seperti namanya, OpenAI adalah perusahaan yang memiliki fokus untuk mengembangkan artificial general intelligence (AGI).

AGI sendiri bisa dibilang merupakan program perangkat lunak AI. Didirikan pada 2015, OpenAI yang kala itu masih berbentuk organisasi non-profit memiliki modal sebesar 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 1 triliun bila menggunakan kurs saat ini).

Modal tersebut datang dari beberapa tokoh-tokoh teknologi di Silicon Valley. Mereka yang memberikan modal awal OpenAI antara lain, seperti Elon Musk, Peter Tiel (pemodal ventura), Reid Hoffman (pendiri LinkedIn), dan Sam Altman (CEO OpenAI sekarang).

Pada masa awal berdiri, Elon Musk sendiri bahkan sempat menjabat sebagai ketua dewan (co-chair) OpenAI. Namun, Musk tidak bertahan lama di OpenAI. Dia memutuskan keluar dari OpenAI pada 2018 untuk fokus mengembangkan Tesla dan SpaceX.

Dikutip dari The Washington Post, sebagai organisasi non-profit, OpenAI memiliki tujuan untuk melawan dominasi pengetahuan AI dan monopoli keuntungan atasnya dari perusahaan-perusahaan teknologi raksasa semacam Google.

Lewat tujuan itu, OpenAI ingin membuat program perangkat lunak AI yang transparan dan bisa diakses siapa saja (open source), sehingga semua orang bisa menikmatinya. Namun, misi ini tak bertahan lama.

Baca juga: Mengenal Bard, Chatbot AI Baru Bikinan Google Pesaing ChatGPT

Dari semula berbentuk organisasi non-profit, OpenAI akhirnya menjadi perusahaan berprofit pada 2019 lantaran dalam membuat program AI, untuk bisa mengolah dan memproses data skala besar, dibutuhkan biaya yang tinggi atas perangkat serta tenaga ahli.

Sejak 2019 itulah, OpenAI mulai berakselerasi untuk mengembangkan produk AI. Untuk mengetahui lebih lanjut, pemaparan produk-produk AI buatan OpenAI bisa dibaca di bawah ini, yang dihimpun langsung dari laman resmi OpenAI.

Produk-produk buatan OpenAI

1. GPT

GPT atau singkatan dari Generative Pre-trained Transformer, merupakan program language model AI terlatih yang telah dikembangkan OpenAI sejak 2018.

Untuk diketahui, language model sendiri merupakan mesin pembelajaran yang dapat menyajikan prediksi kata selanjutnya dengan menganalisis teks dalam kumpulan data berskala besar.

Supaya bisa menghasilkan prediksi atau tanggapan yang akurat, GPT terus dilatih menggunakan asisten AI dan pelatih AI manusia asli. Dari GPT generasi awal hingga GPT-3.5 yang dikembangkan pada awal 2022 , kemampuan program ini terus ditingkatkan.

Pada akhir tahun lalu, tepatnya 30 November 2022, OpenAI merilis hasil polesan dari GPT-3.5 yang sekarang dikenal dengan ChatGPT. Tanggapan, respons, atau output prediksi dari language model pada ChatGPT dibuat dengan format seperti percakapan.

Lewat ChatGPT, pengguna bisa mendapatkan tanggapan atas data teks yang dimasukkan seperti sedang mengobrol dengan orang lain. Model teks yang dimasukkan bisa beraneka ragam, misal teks untuk meminta saran, teks perintah, dan lain sebagainya.

2. Dall-E

Selain GPT, OpenAI juga membuat Dall E, sebuah mesin pembelajaran yang bisa mengolah data teks untuk dikonversi menjadi gambar. Proyek Dall E dimulai pada 2021 sebagai hasil pengembangan lanjutan dari GPT-3 (generasi ketiga).

Dall E dapat menghasilkan gambar dari sekumpulan data teks yang dimasukkan pengguna. Akurasi dan resolusi gambar yang bisa dihasilkan Dall E terus ditingkatkan hingga dirilisnya Dall-E 2 pada 6 April 2022.

3. OpenAI Codex

Ketiga, OpenAI juga memiliki mesin pembelajaran bernama OpenAI Codex. Secara konsep, OpenAI Codex bisa dibilang mirip dengan GPT atau Dall-E. Bedanya, OpenAI Codex bisa memproses teks atau bahasa natural menjadi kode pemrograman.

Codex dirilis pada 10 Agustus 2021 melalui program API (Application Programming Interface) dari OpenAI yang berada di platform GitHub Copilot. Lewat API Codex di GitHub Copilot itu, pengguna bisa membuat kode pemrograman dari bahasa umum atau alami.

Baca juga: OpenAI Bikin Pendeteksi Teks Buatan AI Seperti ChatGPT

Itulah penjelasan mengenai profil OpenAI serta produk-produk yang dimilikinya, mulai dari GPT, Dall-E, hingga Codex, semoga bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com