IQAir mengeklaim bahwa dalam menghasilkan skor AQI, AirVisual menggunakan parameter yang jadi standar di Amerika Serikat dan umum di dunia, dengan melibatkan perhitungan pada data enam jenis polutan di udara.
Sementara itu, data yang jadi sumber perhitungan AirVisual dihasilkan dari alat pendeteksi atau stasiun pemantau polutan udara milik perusahaan sendiri, pemerintah setempat, kontributor dari komunitas tertentu, dan sebagainya.
Data bakal dikumpulkan dan divalidasi oleh IQAir untuk menghasilkan informasi skor kualitas udara ke pengguna di wilayah tertentu. Skor kualitas udara di AirVisual sendiri terbagi menjadi enam level atau tingkatan risiko, dengan penjelasan sebagai berikut:
Skor ini mengindikasikan kualitas udara dalam kondisi yang bagus dan hanya menimbulkan sedikit atau tidak ada risiko kesehatan.
Skor ini berarti kualitas udara masih dapat diterima, namun bisa menimbulkan sedikit risiko kesehatan.
Dalam skor ini, kualitas udara diindikasikan dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan iritasi bagi masyarakat umum yang sensitif.
Kualitas udara dalam skor ini bisa menimbulkan efek samping dan gangguan pada organ vital (jantung dan paru) di kalangan masyarakat umum.
Skor ini mengindikasikan kualitas udara yang sangat tidak sehat dan bisa menimbulkan penurunan daya tahan tubuh bagi kelompok masyarakat sensitif.
Skor ini mengindikasikan kualitas udara yang berbahaya. Kondisi ini bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan yang dapat memicu penyakit lain, serta masyarakat umum dapat berisiko tinggi mengalami iritasi parah.
Baca juga: Riset: Macet Jakarta Sumbang 961 Kg Karbon Dioksida Sepanjang 2022
Selain cek kualitas udara via AirVisual, pengguna sebenarnya juga bisa memanfaatkan platform lain, misalnya seperti situs web Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Namun, beda aplikasi atau platform yang digunakan mungkin bakal memiliki parameter dan skor yang berbeda pula.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya